Thursday, November 30, 2006

Hentikan Tayangan Televisi yang Tidak Edukatif

(posted in Parlementaria)


Jakarta - Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Yoyoh Yusroh meminta pihak yang berwenang untuk menghentikan seluruh tayangan televisi yang tidak edukatif dan menjamin perlindungan terhadap anak. Kalau pun tetap disiarkan, waktu tayang harus benar-benar tengah malam saat semua anak dipastikan tidur.

"Jangan hanya memikirkan keuntungan semata dari program yang ditayangkan, tetapi melupakan tanggungjawab dalam melindungi anak-anak bahkan mengorbankan mereka," kata yoyoh, Selasa (28/11) di Jakarta mengomentari program smack down yang diputar salah satu stasiun televisi swasta. baca

Tayangan yang mempertontonkan aksi kekerasan tersebut telah mengakibatkan banyak korban dari kalangan anak-anak. Setelah Reza Ikhsan Fadilah, bocah Bandung berusia 9 tahun yang meninggal dunia akibat aksi smack down temannya 16 november lalu, kasus-kasus serupa pun terungkap di beberapa daerah lainnya.

Menurut Yoyoh, anak-anak merupakan peniru yang baik sebab apa yang ditontonnya bisa menjadi tuntutan baginya. Terlebih bagi anak-anak yang tinggal di kota besar. Pasalnya ruang bergerak mereka sudah sangat terbatas sehingga tidak ada lagi alternatif untuk mengisi kegiatan selain menonton televisi.

"Di kota-kota besar hampir tidak ada tempat untuk bermain dan menghabiskan energi di siang hari. Sarana taman bacaan dan perpustakaan juga tidak tersedia. Walhasil anak-anak kerap nonton televisi hingga larut malam," urainya.

Kondisi sebaliknya masih terdapat di pedesaan. Anak-anak di desa, lanjut Yoyoh, masih dengan leluasa bermain di area lahan yang luas. Sehingga di malam hari energi mereka hanya cukup untuk belajar dan istirahat. Karenanya, dia menegaskan, seharusnya tayangan televisi harus benar-benar mendidik, bukan sebatas mengedepankan program-program yang banyak digemari penonton seperti smack down. Meski waktu tayang di malam hari, namun bukan berarti tidak dilihat anak-anak. "Apalagi tidak semua orang tua mampu mengarahkan anaknya."

Saatnya KPAI Beraksi

Kasus tewasnya Reza dan terlukanya beberapa anak akibat meniru aksi gulat tidak beraturan smack down seharusnya memicu peran Komisi Perlindungan anak Indonesia (KPAI). Lembaga yang perannya masih diragukan ini mestinya melakukan penelitian tentang tayangan-tayangan yang berbahaya bagi anak-anak.

"Berapa persen tayangan televisi yang tidak baik, berapa yang harus dihentikan, mana yang mendidik dan sebagainya harusnya ada datanya. Kejadian (smack down) ini bisa jadi momen bagi KPAI untuk berperan, mereka kan punya anggaran," tegas Yoyoh.(fpks-dpr-ri.com/nis/291106)

No comments: