Sunday, December 17, 2006

Prestasi Olahraga dan Olimpiade Korupsi, Sebuah Kritik

(posted in thumuhat)


Setelah ribut-ribut soal helipad kebanggaan orang Bogor, video mesum orang golkar, polemic poligami, dan pilkada Aceh yang dimenangi orang-orang GAM, kini perhatian beralih ke Asian Games di Doha, Qatar. Orang Indonesia ada di bawah orang Korea Utara dan Mongolia.

Dalam daftar perolehan medali sampai hari Kamis (14/12), Indonesia berada di urutan ke-21 dengan 2 emas, 2 perak, dan 12 perunggu. Korea Utara (Korut) ada di peringkat 16 (5-8-14), sementara Mongolia di urutan ke-20 (2-5-7).

Walau negara mungil, Korut boleh menyombongkan diri karena sudah menguji coba senjata nuklir. Indonesia bangsa besar yang malas berpikir. baca

Berkat pembinaan ala kadarnya yang terencana, atlet-atlet Korut mampu berbicara di berbagai ajang dunia. Pemimpin Indonesia hanya besar dalam soal wacana, rakyatnya bonék semua, dan sebagian pengurus olahraganya mendekam di penjara.

Penduduk Korut 23 juta jiwa, produk domestik bruto (PDB) 40 miliar dollar AS, dan nyaris tak ada utang luar negeri. GDP Indonesia terendah diasia tenggara,berhutang 977,4 miliar dollar AS, penduduknya seperlima miliar jiwa, dan para pemimpinnya gemar berkunjung ke luar negeri.

Olahragawan Korut terbiasa hidup spartan. Pengurus olahraga Indonesia suka menyunat dana pembinaan sehingga kondisi ekonomi atlet pas-pasan.

Luas Korut 120.000 kilometer persegi atau 1/16 dari wilayah Indonesia yang 1,9 juta kilometer persegi. Mereka menepuk dada karena memenangi Perang Korea, kita bangga menyerbu saudara yang berbeda atribut sekolahan.

Atlet Mongolia hebat di cabang berkuda karena dulu mempunyai Gengis Khan yang menaklukkan sebagian besar wilayah Asia. Indonesia kini dikenal sebagai "orang sakit dari Asia".

Kita juga sudah sering dipecundangi Vietnam, negara yang ibarat anak balita yang baru belajar berjalan. Kita bangsa cepat tua sebelum matang untuk menjadi orangtua.

Untuk mengobati kekecewaan Anda, Jakarta jadi tuan rumah 2010 Corruption Olympic Games, lomba korupsi yang pertama dalam sejarah. PBB, Uni Eropa, dan ASEAN sepakat Jakarta jadi penyelenggara karena reputasi korupsi kita.

Indonesia dinilai cocok jadi tuan rumah karena korupsi di sini sudah jadi budaya. Apalagi harga pemimpinnya dianggap murah dan situasi Jakarta kacau-balau karena setiap orang—mulai dari gubernur sampai gembel—bertindak sesuka hati.

Olimpiade Korupsi diselenggarakan Indonesian Quarter-Jakarta Organising National Group On Corruption Olympic Committee. Kalau disingkat jadi IQ-JONGCOC alias "aikyu jongkok."

Tema olimpiade bersejarah ini "Together We Can". Apakah bisa diterjemahkan menjadi "Semua Bisa Diatur" atau "Bersama Kita Bisa", itu terserah Anda.

Olimpiade mengenal nomor lari, lempar-lontar, dan loncat. Olimpiade korupsi mempertandingkan nomor Buronan Lari, Lempar Kesalahan, dan Kutu Loncat.

Emas Buronan Lari direbut Freeport, emas Lempar Kesalahan digaet yang terlibat "VoucherGate" . Emas Kutu Loncat untuk Lapindo, kasus lumpur panas yang sekarang pembiayaannya ditanggung negara.

Olimpiade mengenal loncat indah, di Olimpiade Korupsi ada pada Kasus Blok Cepu. Sekali datang menteri luar negri AS, Rise, ke Indonesia, loncatlah segera kepemilikian cepu dari rakyat kepada Exxon mobil USA.

Di olimpiade diperlombakan banyak nomor bela diri. Di Olimpiade Korupsi emas nomor Bela Diri diperoleh Mantan Menteri Kelautan direbut Indonesia, dengan beramai-ramai para anggota DPR dan para politisi menjadi penjamin Rahmin Duari.

Indonesia menyapu bersih emas dua cabang unggulan cabang bola, yakni Sepak Rakyat dan Pingpong Birokrasi. Tim Sepak Rakyat terdiri dari para pejabat daerah yang menggusur perumahan, termasuk sutiyoso yang menggusur pedagang tanah abang, sedangkan tim Pingpong Birokrasi diperkuat lurah, camat, sampai bupati dan para birokrat lainnya.

Pendek kata, Indonesia diprediksi menjadi juara umum karena merebut semua medali emas. Bangga rasanya melihat Merah Putih berkibar dan Indonesia Raya berkumandang di berbagai arena.

Merdeka! Ah, belum.

Read More......

Saturday, December 16, 2006

Mengelola Ketidaksetujuan Terhadap Hasil Syuro

(posted in tarbawiyat)


Rasanya perbincangan kita tentang syuro tidak akan lengkap tanpa rnembahas masalah yang satu ini. Apa yang harus kita lakukan seandainya tidak menyetujui hasil syuro? Bagaimana "mengelola" ketidaksetujuan itu?

Kenyataan seperti ini akan kita temukan dalam perjalanan dakwah dan pergerakan kita. Dan itu lumrah saja. Karena, merupakan implikasi dari fakta yang lebih besar, yaitu adanya perbedaan pendapat yang menjadi ciri kehidupan majemuk. Kita semua hadir dan berpartisipasi dalam dakwah ini dengan latar belakang sosial dan keluarga yang berbeda, tingkat pengetahuan yang berbeda, tingkat kematangan tarbawi yang berbeda. baca

Walaupun proses tarbawi berusaha menyamakan cara berpikir kita sebagai dai dengan meletakkan manhaj dakwah yang jelas, namun dinamika personal, organisasi, dan lingkungan strategis dakwah tetap saja akan menyisakan celah bagi semua kemungkinan perbedaan. Di sinilah kita memperoleh "pengalaman keikhlasan" yang baru. Tunduk dan patuh pada sesuatu yang tidak kita setujui.

Dan, taat dalam keadaan terpaksa bukanlah pekerjaan mudah. Itulah cobaan keikhlasan yang paling berat di sepanjang jalan dakwah dan dalam keseluruhan pengalaman spiritual kita sebagai dai. Banyak yang berguguran dari jalan dakwah, salah satunya karena mereka gagal mengelola ketidaksetujuannya terhadap hasil syuro.Jadi, apa yang harus kita lakukan seandainya suatu saat kita menjalani "pengalaman keikhlasan" seperti itu?

Pertama, marilah kita bertanya kembali kepada diri kita, apakah pendapat kita telah terbentuk melalui suatu "upaya ilmiah" seperti kajian perenungan, pengalaman lapangan yang mendalam sehingga kita punya landasan yang kuat untuk mempertahankannya? Kita harus membedakan secara ketat antara pendapat yang lahir dari proses ilmiah yang sistematis dengan pendapat yane sebenamya merupakan sekedar "lintasan pikiran" yangmuncul dalam benak kita selama rapat berlangsung.

Seadainya pendapat kita hanya sekedar lintasan pikiran, sebaiknya hindari untuk berpendapat atau hanya untuk sekedar berbicara dalam syuro. Itu kebiasaan yang buruk dalam syuro. Namun, ngotot atas dasar lintasan pikiran adalah kebiasaan yang jauh lebih buruk. Alangkah menyedihkannya menyaksikan para duat yang ngotot mempertahankan pendapatnya tanpa landasan ilmiah yang kokoh. Tapi, seandainya pendapat kita terbangun melalui proses ilmiah yang intens dan sistematis, mari kita belajar tawadhu. Karena, kaidah yang diwariskan para ulama kepada kita mengatakan, "Pendapat kita memang benar, tapi mungkin salah. Dan pendapat mereka memang salah, tapi mungkin benar."

Kedua, marilah kita bertanya secara jujur kepada diri kita sendiri, apakah pendapat yang kita bela itu merupakan "kebenaran objektif" atau sebenarnya ada "obsesi jiwa" tertentu di dalam diri kita, yang kita sadari atau tidak kita sadari, mendorong kita untuk "ngotot"? Misalnya, ketika kita merasakan perbedaan pendapat sebagai suatu persaingan. Sehingga, ketika pendapat kita ditolak, kita merasakannya sebagai kekalahan. Jadi, yang kita bela adalah "obsesi jiwa" kita. Bukan kebenaran objektif, walaupun —karena faktor setan— kita mengatakannya demikian.

Bila yang kita bela memang obsesi jiwa, kita harus segera berhenti memenangkan gengsi dan hawa nafsu. Segera bertaubat kepada Allah swt. Sebab, itu adalah jebakan setan yang boleh jadi akan mengantar kita kepada pembangkangan dan kemaksiatan. Tapi, seadainya yang kita bela adalah kebenaran objektif dan yakin bahwa kita terbebas dari segala bentuk obsesi jiwa semacam itu, kita harus yakin, syuro pun membela hal yang sama. Sebab, berlaku sabda Rasulullah saw., "Umatku ddak akan pernah bersepakat atas suatu kesesatan." Dengan begitu kita menjadi lega dan tidak perlu ngotot mempertahankan pendapat pribadi kita.

Ketiga, seandainya kita tetap percaya bahwa pendapat kita lebih benar dan pendapat umum yang kemudian menjadi keputusan syuro lebih lemah atau bahkan pilihan yang salah, hendaklah kita percaya mempertahankan kesatuan dan keutuhan shaff jamaah dakwah jauh lebih utama dan lebih penting dari pada sekadar memenangkan sebuah pendapat yang boleh jadi memang lebih benar. Karena, berkah dan pertolongan hanya turun kepada jamaah yang bersatu padu dan utuh. Kesatuan dan keutuhan shaff jamaah bahkan jauh lebih penting dari kemenangan yang kita raih dalam peperangan. Jadi, seandainya kita kalah perang tapi tetap bersatu, itu jauh lebih baik daripada kita menang tapi kernudian bercerai berai. Persaudaraan adalah karunia Allah yang tidak tertandingi setelah iman kepada-Nya.

Seadainya kemudian pilihan syuro itu memang terbukti salah, dengan kesatuan dan keutuhan shaff dakwah, Allah swt. dengan mudah akan mengurangi darnpak negatif dari kesalahan itu. Baik dengan mengurangi tingkat resikonya atau menciptakan kesadaran kolektif yang baru yang mungkin tidak akan pernah tercapai tanpa pengalaman salah seperti itu. Bisa juga berupa mengubah jalan peristiwa kehidupan sehingga muncul situasi baru yang memungkinkan pilihan syuro itu ditinggalkan dengan cara yang logis, tepat waktu, dan tanpa resiko. Itulah hikmah Allah swt. sekaligus merupakan satu dari sekian banyak rahasia ilmu-Nya. Dengan begitu, hati kita menjadi lapang menerima pilihan syuro karena hikmah tertentu yang mungkin hanya akan muncul setelah berialunya waktu. Dan, alangkah tepatnya sang waktu mengajarkan kita panorama hikmah Ilahi di sepanjang pengalaman dakwah kita.

Keempat, sesungguhnya dalam ketidaksetujuan itu kita belajar tentang begitu banyak makna imaniyah: tentang makna keikhlasan yang tidak terbatas, tentang makna tajarrud dari semua hawa nafsu, tentang rnakna ukhuwwah dan persatuan, tentang makna tawadhu dan kerendahan hati, tentang cara rnenempatkan diri yang tepat dalam kehidupan berjamaah, tentang cara kita memandang diri kita dan orang lain secara tepat, tentang makna tradisi ilmiah yang kokoh dan kelapangan dada yang tidak terbatas, tentang makna keterbatasan ilmu kita di hadapan ilmu Allah swt yang tidak terbatas, tentang makna tsiqoh kepada jamaah.

Jangan pernah merasa lebih besar dari jamaah atau merasa lebih cerdas dari kebanyakan orang. Tapi, kita harus memperkokoh tradisi ilmiah kita. Memperkokoh tradisi pemikiran dan perenungan yang mendalam. Dan pada waktu yang sama, memperkuat daya tampung hati kita terhadap beban perbedaan, memperkokoh kelapangan dada kita, dan kerendahan hati terhadap begitu banyak ilmu dan rahasia serta hikmah Allah swt. yang mungkin belum tampak di depan kita atau tersembunyi di hari-hari yang akan datang.

Perbedaan adalah sumber kekayaan dalam kehidupan berjamaah. Mereka yang tidak bisa menikmati perbedaan itu dengan cara yang benar akan kehilangan banyak sumber kekayaan. Dalam ketidaksetujuan itu sebuah rahasia kepribadian akan tampak ke permukaan: apakah kita matang secara tarbawi atau tidak ? (Ust. Anis Matta/menikmati demokrasi)

Read More......

Friday, December 15, 2006

Angin Puting Beliung Landa Lamongan, PKS Turunkan Puluhan Relawan

(posted in sekilas info)


Lamongan - DPD PKS Lamongan terjunkan relawan untuk membantu para korban angin puting beliung yang terjadi di Desa Madulegi Kec. Sukodadi (10/12). Sebagian besar korban adalah kader dan simpatisan PK Sejahtera.

DPD PKS Lamongan terjunkan relawan untuk membantu para korban angin putting beliung yang terjadi di Desa Madulegi Kec. Sukodadi (10/12).

Para relawan yang berjumlah 32 orang itu, mendirikan Pos Penanggulangan Bencana (P2B). Para relawan juga membantu warga mendirikan tempat untuk tempat berteduh sementara, membersihkan puing-puing dan membantu menangani luka-luka. baca

Apa yang dilakukan tim P2B ini, disambut baik oleh masyarakat dan aparat setempat seperti pemerintah desa, koramil, kecamatan, dan bupati.

Angin puting beliung terjadi pada pukul 16.30 WIB - 17.00 WIB. Akibatnya, 19 rumah rusak berat dan rata dengan tanah, 170 rumah rusak ringan, Dua gedung SD, sebuah masjid, dan penggilingan padi juga ikut rusak. Kerusakan yang paling berat terjadi di dusun Cuping. Tidak ada korban jiwa, hanya ada korban luka ringan. Pada pukul 16.30, terjadi hujan deras disertai angin kencang dan petir. Sekitar 10 menit kemudian, angin bergulung-gulung dari arah barat daya ke arah utara kemudian ke barat laut terus ke selatan.

Sebagian besar korban angin tersebut adalah kader dan simpatisan PK Sejahtera. Diantaranya adalah Supriyanto Helmy Tanjung (MPW), Sri Lestari, Nasihun Amin (Anggota Dewan Syariah Daerah), Ellis Kurnia Utami, Hendri Ikhfadi (Ketua DPC Sukodadi/Humas DPD), Samuji. Dari 19 rumah yang rusak berat, 17 diantaranya adalah rumah kader dan simpatisan yang sudah mengikuti ta'lim tarbawi. Salah seorang diantaranya adalah ketua Ranting DPRa Madulegi yaitu Kasdai dan Sekretaris DPC Sukodadi. (pk-sejahtera.org/121206)

Read More......

Thursday, December 14, 2006

Pendapat Politisi PKS : Tertibkan Prostitusi, Bukan "Larang" Poligami

(posted in sekilas info)


Medan - Seorang politisi dari PKS meminta pemerintah tidak latah "melarang" poligami (dengan memperketat aturannya), namun lebih fokus pada upaya penertiban praktik prostitusi yang kian hari semakin merajalela hampir di setiap pelosok negeri ini.

"Daripada 'melarang' yang dihalalkan agama, lebih baik pemerintah memberantas prostitusi yang jelas-jelas diharamkan agama," ujar anggota Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPRD Kota Medan, Dhiyaul Hayati, di Medan, Jumat.

Wakil Ketua Komisi B DPRD Kota Medan itu menambahkan, poligami seharusnya tidak dijadikan titik perhatian jika pemerintah memang ingin menunjukkan kepeduliannya terhadap nasib kaum perempuan. baca

Alasannya, pelecehan atau bahkan penindasan terhadap hak-hak kaum perempuan itu justru terjadi di "arena" prostitusi, bukan dalam konteks poligami yang jika dilaksanakan sesuai ajaran Islam justru ditujukan untuk kemaslahatan kaum hawa.

Lebih jauh Dhiyaul menilai isu poligami yang dimunculkan pemerintah sekaitan dengan rencana revisi terhadap Peraturan Pemerintah (PP) No. 10 Tahun 1983 hanya sebagai wacana yang sengaja dicuatkan untuk mengalihkan perhatian masyarakat dari berbagai persoalan krusial yang saat ini tengah melanda negeri ini.

Ia juga mengaku sangat menyayangkan sikap pemerintah yang justru lebih mengaitkan poligami dengan isu-isu hak asasi perempuan, bukannya praktik prostitusi atau bahkan perselingkuhan yang secara jelas dan nyata menempatkan derajat perempuan berada pada titik terendah.

"Seharusnya bukan isu poligami yang menjadi sentra perhatian pemerintah, melainkan banyak persoalan lain seperti permasalahan lumpur panas di Sidoarjo, kasus `trafficking` (perdagangan manusia, red), dan sederetan permasalahan lain yang hingga kini belum tuntas-tuntas, " ujarnya.

Pada kesempatan itu ia juga sangat menyesalkan arogansi pemerintah yang terkesan terlalu kentara hendak mengintervensi kebebasan hak asasi masing-masing individu. Secara tegas ia menyatakan bahwa sebagai perempuan dirinya sangat menentang larangan bagi kaum laki-laki untuk berpoligami.

"Kalau saja poligami dipraktiknya sesuai ajaran Islam, yakni tidak sebatas untuk pemenuhan kebutuhan biologis, dan si laki-laki secara ekonomi mampu menafkahi secara lahir dan bathin dua, tiga atau empat istrinya secara berkeadilan, kenapa itu harus dilarang," tegasnya.

Ia bahkan meyakini, penerapan konsep poligami secara benar sesuai ajaran Islam akan memberi kontribusi yang berarti bagi kemaslahatan negeri ini, terutama dalam menekan angka prostitusi terselubung yang semakin marak dan terjadi di depan mata sendiri.

"Seharusnya yang menjadi target pemerintah itu bukan pelarangan berpoligami, melainkan bagaimana caranya menyiasati agar tempat-tempat maksiat (prostitusi) dapat diminimalisir jumlahnya atau kalau perlu dikeluarkan kebijakan baru yang melarang tempat-tempat prostitusi beroperasi," ujarnya. (gatra.com/081206)

Read More......

Wednesday, December 13, 2006

Kawal Moral Kader, Partai Sebaiknya Punya BK

(posted in sekilas info)


Jakarta - Terbongkarnya kasus video mesum anggota DPR YZ dengan pedangdut ME sepatutnya menjadi pelajaran bagi partai-partai politik lainnya. Sudah saatnya partai politik memiliki badan kehormatan (BK) untuk mengawal moral dan perilaku anggotanya.

"Sudah saatnya partai-partai memiliki semacam badan kehormatan untuk mengawal para anggotanya, khususnya mereka yang menduduki jabatan publik agar tidak terjadi penyimpangan moral, etis, maupun hukum," cetus anggota Komisi III DPR Mutammimul 'Ula saat berbincang dengan detikcom, Senin (11/12/2006). baca

Politisi PKS ini menjelaskan, keberadaan badan kehormatan dimaksudkan untuk mencegah delegitimasi partai sebagai pilar utama demokrasi. Menurut dia, aturan ini sebaiknya dimasukkan ke dalam revisi UU partai politik yang saat ini masih digodok di DPR.

Selama ini, dia berpendapat, penyimpangan yang dilakukan kalangan politisi terjadi karena adanya keistimewaan yang besar yang dimiliki pejabat publik.

"Pada saat yang sama kontrol internal dan lingkungannya lemah," imbuh dia.(detik.com/111206)

Read More......

Tuesday, December 12, 2006

Rumah Tangga Samara

(posted in Baiti Jannati)


Sakinah, mawaddah wa rahmah (Samara) adalah seuntai kata yang didamba setiap keluarga. Tidak ada seorangpun di dunia ini yang melangkah membangun mahligai perkawinan tanpa mengharapkan terwujudnya ketenteraman, cinta dan kasih sayang dalam rumah tangganya kelak. Maka demi harapan itu pulalah orang berlomba mencarinya dengan visi dan persepsinya masing-masing.

Ada yang beranggapan bahwa samara akan diperoleh apabila terpenuhinya aspek material, sehingga mereka berlomba mencarinya dalam rumah-rumah megah, dalam mobil-mobil mewah atau dalam tumpukan harta yang melimpah. Sementara yang lain mengira bahwa samara ini hanya akan terwujud dengan lantunan dzikir dan untaian do'a yang tak kenal lelah, sehingga mereka tak jemu menunggunya dengan hanya bermunajat di dalam rumah. baca

Namun ternyata mereka tidak mendapatkan samara di dalam itu semua. Kalaupun terkadang muncul perasaan bahagia, kebahagiaan itu dirasakan semu belaka. Sebab rasa bahagia, sedih, tenang, gelisah, tenteram, galau, cinta dan kasih sayang, itu semua terletak di di dalam kalbu.

Kalbu adalah tempat bersemayamnya perasaan sakinah, mawaddah wa rahmah. Oleh karenanya, untuk mendapatkan samara, setiap pasangan perlu melakukan pra-kondisi terhadap kalbu agar siap menerima kehadirannya. Tanpa pengondisian hati atau kalbu, niscaya ia tidak mendapatkannya sama sekali.

Resep Rumah Tangga Samara

Apabila setiap pasangan menginginkan terbentuknya rumah tangga yang penuh dengan nuansa sakinah, mawaddah dan rahmah, maka ia perlu mengikuti resep yang diberikan Allah swt dalam untaian ayat-Nya berikut ini:

"Di antara tanda- tanda kekuasaan-Nya adalah Dia menciptakan untukmu pasangan dari jenismu sendiri, sehingga kamu merasa tenteram (sakinah) dengannya, dan dijadikan-Nya diantara kalian rasa cinta dan kasih sayang (mawaddah wa rahmah). Dan di dalam itu semua terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir". (QS. Ar-Ruum:21).

Ayat ini menarik, sebab bukan saja mengandung tuntutan normatif, tetapi juga sekaligus merupakan tuntunan metodologis dalam mewujudkan rumah tangga yang sakinah, mawaddah wa rahmah.

Ayat ini memberikan sebuah pelajaran, bahwa untuk mendapatkan samara setiap muslim harus mengikuti rumusan Rabbaniyah, yaitu: zawaj ---> sakinah ---> Mawaddah wa rahmah. Maksudnya, sakinah yang bersifat thabi'i itu hendaknya dicari di dalam, atau setelah zawaj (pernikahan) , bukannya di luar pernikahan. Karena itu Islam tidak mengenal konsep pacaran atau perselingkuhan. Sehingga mahligai rumah tangga terjaga kebersihan dan kesuciannya. Dengan demikian, barulah Allah swt. menganugerahkan mawaddah dan rahmah-Nya kepada pasangan ini. Sebab, pemberian mawaddah dan rahmah ini adalah hak prerogatif Allah, dan merupakan kado istimewa yang hanya diberikan Allah swt. kepada rumah tangga yang diridloi-Nya.

Formulasi inilah yang disebut dengan resep taqwa. Artinya, rumah tangga samara hanya bisa terwujud apabila para pelakunya tetap berada dalam bingkai taqwa, bingkai ketaatan kepada tuntunan Allah dan Rasul-Nya. Dan taqwa itu letaknya di hati, sebagaimana sabda Rasulullah: "At-taqwa ha huna" (taqwa itu letaknya di sini, sambil menunjuk dadanya). Dan hati yang akan dianugerahi samara oleh Allah , hanyalah hati yang telah ter-shibghah oleh nilai-nilai taqwa.

Antara Taqwa dan Samara

Dalam setiap khutbah nikah, Rasulullah saw. selalu membaca rangkaian dari tiga ayat Al-Qur'an yang begitu padat berisi pesan-pesan untuk menggapai kesuksesan berumah tangga. Di dalam kesuksesan ini tentu terkandung nilai-nilai sakinah, mawaddah wa rahmah.

"Wahai orang-orang yang beriman bertaqwalah kepada Allah dengan sebenar-benar taqwa kepada-Nya, dan janganlan kalian sekali-kali mati melainkan dalam keadaan muslim (tunduk dan patuh)". (Qs. Ali Imran:102).

"Wahai sekalian manusia bertaqwalah kepada Rabb mu yang telah menciptakan kalian dari seorang diri, dan darinya Allah menciptakan pasangannya, dan dari keduanya Allah memberikan keturunan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertaqwalah kepada Allah yang dengan (menggunakan) nama-Nya kalian saling meminta satu sama lain , dan (peliharalah) hubungan kasih sayang. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kalian". (Qs. An-nisa:1).

"Wahai orang-orang yang beriman , bertaqwalah kalian kepada Allah, dan berkatalah dengan perkataan yang benar, niscaya Allah meningkatkan kualitas amalan-amalan kalian dan mengampuni dosa-dosa kalian. Dan barang siapa menta'ati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan (kesuksesan) yang besar". (Qs. Al-Ahzab: 70-71).

Rangkaian ayat-ayat diatas merupakan paradigma dalam membentuk rumah tangga samara. Ketiga ayat tersebut sarat muatan taqwa. Tidak mungkin sebuah rumah tangga mendapatkan samara, kecuali apabila sejak awal proses pernikahannya (bahkan proses pra nikah) hingga mendapatkan keturunan, selalu berjalan di atas rel taqwa.

Dalam Surat Ali Imran ayat 102, terkandung pesan hendaknya setiap mu'min, khususnya yang berniat membangun rumah tangga, mengokohkan kembali status keimanannya. Bahkan meningkatkan kualitasnya hingga mencapai derajat taqwa yang sebenarnya. Persiapan ini diperlukan bukan saja hanya untuk melaksanakan sunnah Nabi tersebut, tetapi juga untuk menjalankan proses pernikahan yang sesuai dengan tuntunan Allah dan Rasul-Nya. Sekaligus untuk menjaga kesucian ibadah.

Di surat An-Nisa ayat pertama, mengandung pesan yang lebih khusus mengenai tuntutan sekaligus tuntunan membina rumah tangga samara.

Pertama, Taqwa dalam hal terkait dengan aspek Rububiyah. Bahwa Allah swt. telah menciptakan semua makhluk (termasuk manusia) berikut pasangannya. Karena itu manusia tidak perlu galau dan gelisah dalam masalah jodoh, apalagi melakukan tindakan-tindakan yang tidak disukai Allah dan Rasul-Nya. Yang diperlukan adalah persiapan diri untuk menerima jodoh dari Allah sesuai kufu-nya pada saat itu.

"Maha suci Rabb yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik segala yang ditumbuhkan bumi, diri mereka (manusia), maupun apa-apa yang tidak mereka ketahui". (Qs. Yaasin: 36).

Kalau seorang ingin mendapat pasangan yang shalih atau shalihat, maka dia harus mengondisikan diri untuk menjadi pribadi yang shalih atau shalihat. Sebab Allah swt tidak mungkin menzhalimi hamba-hamba- Nya. Dia Maha Adil, dan hanya mempertemukan jodoh dengan kualitas yang sesuai dengan kualitas ketaqwaan pasangannya pada waktu itu. Pasangan kita adalah cermin diri kita sendiri. Bagaimana kondisi keshalihan atau keshalihatan pasangan kita, begitulah kondisi kita ketika mendapatkannya.

Allah swt memaparkan aksioma ini dalam ayat-Nya yang indah: "Laki-laki pezina tidak akan menikah (mendapatkan jodoh) kecuali dengan perempuan pezina, atau perempuan musyrik; dan perempuan pezina tidak akan dinikahi kecuali oleh laki-laki pezina atau laki-laki musyrik, dan yang demikian itu diharamkan atas orang-orang mu'min" (QS. An-Nur, 24:3).

"Wanita-wanita yang jahat adalah untuk laki-laki yang jahat, dan laki-laki yang jahat adalah untuk wanita yang jahat pula; dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik adalah untuk wanitwanita yang baik pula" (QS. An-Nur, 24:26).

Disamping itu, Allah lah yang berkehendak apakah seseorang itu akan diberi keturunan atau tidak. Sehingga, rumah tangga tidak perlu goyah hanya lantaran suara tangisan bayi belum juga kunjung terdengar. Dia pula yang menentukan apakah rumah tangga itu dikaruniai keturunan berupa anak laki-laki atau anak perempuan. Semua sama dimata Allah. Tidak ada hak bagi anggota rumah tangga itu untuk kecewa.

"Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi. Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki. Dia memberikan anak-anak perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki dan memberikan anak laki-laki kepada siapa yang Dia kehendaki. Atau Dia menganugerahi kedua jenis laki-laki dan perempuan (kepada siapa yang Dia kehendaki), dan Dia menjadikan mandul siapa saja yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa" (QS. Asy-Syura, 42:49-50).

Kedua, adalah taqwa yang berkait dengan aspek uluhiyyah. Bahwa ketenteraman batin dan kasih sayang yang hakiki yang dirasakan seseorang di dalam perkawinan merupakan kepuasan psikologis yang tidak mungkin didapatkan diluar perkawinan. Ketenteraman ini bukanlah seperti ketenteraman yang diperoleh seseorang ketika terlepas dari bermacam kesulitan atau beban pikiran, atau ketenteraman yang datang karena mendapatkan benda-benda yang menyenangkan. Tetapi diperoleh karena kepuasan hati yang dilandasi cinta kasih yang hakiki.

Ikatan cinta kasih antara suami-isteri, berbeda dengan ikatan cinta antara teman. Ikatan ini mengandung rahasia yang hanya Allah sajalah yang mengetahuinya. Bagi orang yang mau menghayati tanda-tanda kebesaran Allah, akan dapat merasakan bahwa sakinah, mawaddah, wa rahmah betul-betul merupakan pengejawantahan dari ikatan hati yang telah dipadukan Allah dalam selimut kasih sayang-Nya.

Allah swt adalah Sang Penyatu hati. Maka kepada-Nyalah kita memohon dipadukan hati, dan memohon mawaddah dan rahmah-Nya.

"Dan Allah-lah yang mempersatukan hati mereka. Walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah-lah yang mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana" (QS. Al-Anfal, 8:63).

Tetapi untuk mempersatukan hati di antara manusia, memerlukan syarat. Syaratnya, hati itu telah ter-shibghah dengan nilai-nilai taqwa. Surat An-Nisa' ayat pertama di atas ditutup dengan kalimat: "Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kalian". Ini mengandung pesan bahwa, hendaknya manusia jangan sekali-kali berani melakukan tindak pelanggaran syari'at Allah dalam proses membangun rumah tangga ini, sebab Dia Maha Melihat lagi Maha Mengetahui.

Sedangkan di dalam surat Al-Ahzab ayat 70-71, terkandung pesan agar selalu menjaga perkataan dan sikap atau perilaku yang benar dalam berumah tangga. Inilah resep membangun rumah tangga samara yang dibingkai oleh nilai-nilai taqwa.

Fungsionalisasi peran suami isteri

Setelah meletakkan paradigma yang benar, langkah selanjutnya dalam mewujudkan rumah tangga samara adalah melakukan fungsionalisasi peran suami dan isteri secara proporsional dan adil. Secara tersirat Allah swt telah menggariskan masalah ini dalam salah satu ayat-Nya:

"Tempatkanlah mereka (para isteri) di mana kamu bertempat tinggal menurut kemampuanmu, dan janganlah kamu menyusahkan mereka hingga menyempitkan (hati) mereka". (QS. Ath-Thalaq:6) .

Sebagai penjelas ayat tersebut, Allah swt menjabarkan fungsi-fungsi yang harus ditegakkan suami isteri untuk terwujudnya samara, dalam ayat berikut:

"Kaum laki-laki adalah pemimpin (qawwam) bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Maka wanita yang shalihat, adalah yang tunduk dan taat (qanitat) serta mampu menjaga (hafizhat) ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara mereka". (QS. An-Nisa':34) .

Apabila diilustrasikan secara singkat, maka membangun rumah tangga samara itu seperti layaknya membangun rumah yang proses pembangunannya meski dikerjakan secara berurutan, dan menempatkan bagian-bagian rumah tersebut secara tepat dan harmonis. Sebagai fondasinya adalah taqwa. Kemudian, di atas fondasi itu dibangun pilar-pilar atau tiang-tiang utama yang berupa sifat qawwam suami. Tegak atau condongnya pilar qawwam ini akan mempengaruhi tegak atau condongnya bangunan yang nantinya akan berdiri.

Setelah itu, di atas fondasi yang sama dan bersandar pada tiang-tiang utama tadi, dibangunlah dinding yang berfungsi sebagai pembentuk bangunan tadi, pembatas dari area luar dan penyekat antara ruangan. Cantik atau tidaknya bangunan, tergantung dari penempatan dan pengaturan dinding tadi. Dinding ini adalah sifat shalihat seorang isteri.

Pada dinding tadi, dibuat pula jendela yang berfungsi sebagai pengatur keluar masuknya cahaya matahari dan udara segar. Makin baik jendela tadi berfungsi, tentu makin lancar pula sirkulasi cahaya dan udara segar. Jendela inilah sifat qanitat isteri.

Pada dinding itu pula tentu dibuat pintu, yang berfungsi sebagai tempat lalu lalangnya orang-orang yang keluar masuk rumah. Pada saat-saat tertentu pintu itu dibuka, dan di saat-saat tertentu ditutup. Inilah fungsi hafizhat seorang isteri.

Tetapi walaupun itu semua telah dibuat dan ditegakkan, belumlah bangunan tadi disebut rumah. Sebab ia membutuhkan atap sebagai pelindung dari panas maupun hujan. Ketika panas, ia berfungsi sebagai peneduh dan penyejuk. Ketika hujan ia berfungsi sebagai pemayung dan penghangat. Inilah yang disebut Al-Qur'an sebagai Mu'asyarah bil-ma'ruf, yang harus ditegakkan di dalam kehidupan berumah tangga.

"Dan pergaulilah pasanganmu dengan ma'ruf (baik). Apabila kamu tidak menyukai (salah satu sifat) mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak (di sisi lain)". (QS. An-Nisa:19).

Manakala setiap pasangan menjalankan fungsi-fungsi tadi dengan baik, yakinilah bahwa Allah swt pasti akan memberikan kado istimewa-Nya berupa rumah tangga yang sakinah, mawaddah wa rahmah. Wallahu a'lam bish-shawab. (dari sebuah milis)

Read More......

Saturday, December 09, 2006

Kemah Peduli PKS Bentuk Kader Siap Melayani

(posted in Sekilas Info)


Jakarta- Semangat memimpin dan melayani ibukota ditunjukkan Partai Keadilan Sejahtera DKI Jakarta dengan mengadakan Kemah Peduli 2006. Acara yang diikuti 2.000 kader PKS ini digelar di Bumi Perkemahan Cibubur selama Kamis-Ahad (7-10/12).

Ketua Panitia Pelaksana Kemah Peduli 2006 Agus Sujatmiko mengatakan kegiatan bertema "Bersama Masyarakat Eratkan Persaudaraan" ditujukan untuk mengeratkan hubungan yang terjalin antara kader PKS dan masyarakat selama ini. "Dalam empat hari acara kemah peduli, dua hari dua malam peserta mendapat berbagai materi, games dan outbond yang bertujuan meningkatkan kemampuan bekerja sama, dan berlokasi di Cibubur. Selanjutnya, kader PKS akan diterjunkan ke masyarakat, tempat mereka berdomisili, untuk melakukan berbagai aktivitas sosial," jelas Agus dalam pernyataan pers, Kamis (7/12). baca

Khusus untuk Jakarta Selatan, katanya, semua kader akan menyapu wilayah Jakarta Selatan dengan melakukan kampanye pemberantasan sarang nyamuk, yang salah satu kegiatannya adalah kerja bakti dan pembagian kit demam berdarah. Kegiatan ini bekerja sama dengan Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan dalam pengadaan Abate untuk dibagikan.

Sementara itu untuk kader yang terjun ke wilayah Jakarta Pusat, akan mengadakan pelayanan kesehatan serta penyuluhan narkoba. Salah satu tempat yang akan menggelar acara tersebut adalah Madrasah Al Jihad, Kelurahan Cideng, Jakarta Pusat, bekerja sama dengan Badan Narkotika Provinsi dan Puskesmas setempat.

"Kemah Peduli ini dijadikan sarana penguatan bagi kader-kader PKS dalam melayani masyarakat. Selama ini kita memang telah bersentuhan langsung dengan masyarakat dalam berbagai aktivitas sosial, namun rasanya pelayanan itu harus ditingkatkan lagi. Apalagi memasuki musim penghujan, semua kader PKS di Jakarta harus siaga," paparnya.

Dia menambahkan, dengan terjunnya kader-kader ke masyarakat diharapkan bisa membuat sinergi antara kader dan potensi yang ada di masyarakat dalam menghadirkan pelayanan yang lebih baik untuk Jakarta. (suaramerdeka.com/071206)

Read More......

Friday, December 08, 2006

DPW Jatim Tutup Tahun 2006 Dengan Mukhoyam

(posted in Sekilas Info)


Surabaya - Menjelang akhir tahun 2006, Deputi Kepanduan DPW PKS Jawa Timur mencanangkan pelaksanaan program Mukhoyam Pandu Keadilan bagi seluruh kader PKS di Jatim.

Menjelang akhir tahun 2006, Deputi Kepanduan DPW PKS Jawa Timur (Jatim) mencanangkan pelaksanaan program Mukhoyam Pandu Keadilan (MPK) bagi seluruh kader PKS di Jatim. Pelaksanaan Mukhoyam Pandu keadilan ini dibagi kedalam 10 zona, demikian disampaikan oleh Khoirul, deputi Kepanduan sesaat setelah rakor Bidang Pembinaan Pemuda Ahad lalu. baca

Khoirul menambahkan bahwa Mukhoyan yang secara bahasa berarti perkemahan, merupakan program yang wajib diikuti oleh seluruh kader setelah memenuhi persyaratan tertentu. Sasaran dilaksanakan program ini adalah terwujudnya kebugaran, terbentuknya kekuatan dan keterampilan fisik kader, tumbuhnya kedisiplinan dan ketaatan serta kesiapsiagaan, terbentuknya regu-regu pandu keadilan dan tersedianya relawan-relawan PKS.

“Program Mukhoyam Pandu Keadilan ini meliputi MPK Dasar 1, MPK dasar 2, MPK menengah 1, dan MPK Menengah 2. Program ini merupakan program rutin yang dilaksanakan setiap tahun,” ujar Khoirul.

Secara bertahap, MPK ini akan diikuti oleh seluruh kader PKS. “Deputi Kepanduan DPW PKS Jatim mentargetkan Bulan maret 2007 program MPK sudah dapat diselesaikan,” ujar Khoirul. Jadwal MPK yang sudah masuk ke DPW diantaranya Kota Surabaya akan melaksanakan MPK Dasar 2 akan berlangsung pada tangl 16 – 17 Desember 2006 dan MPK menengah 1 pada pekan ke-3 Januari 2007, Sidoarjo akan melaksanakan MPK Dasar 2 pada pekan ke-2 Desember 2—6, Wilda 2 (probolinggo – pasuruan) akan melaksanakan MPK Dasar 1 pada bulan desember 2006, Malang Raya akan melaksanakan MPK Menegah 2 pada Bulan desember 2006. Bagi kader yang ingin mengetahui lebih lanjut tentang program MPK ini bisa menghubungi kantor DPD terdekat. (pk-sejahtera.org/Irwan/051206)

Read More......

Wednesday, December 06, 2006

F-PKS Dinilai Paling Taat Laporkan Dana Serap Aspirasi

(posted in Sekilas Info)


Dari 10 fraksi di DPR, Fraksi PKS (F-PKS) yang paling rinci pelaporan penggunaan Dana Sertap Aspirasinya. Selain itu, F-PKS juga dinilai taat menyerahkan penggunaan Dana Serap Aspirasi yang diterima setiap anggota DPR pada masa reses, bahkan dari 45 anggota fraksi ini, hanya satu anggota yang belum menyerahkan laporan ke Sekretariat Jenderal DPR RI.

Laporan itu diserahkan Wakil Ketua Fraksi PKS DPR RI Zuber Safawi kepada Sekjen DPR Faisal Jamal pada Rabu di Gedung DPR/MPR Jakarta. Laporan pertanggungjawaban dana tersebut untuk masa reses 18 Oktober-12 Nopember 2006.

"Penyerahan laporan ini sebagai bentuk pertanggungjawaban publik atas dana yang diterima anggota Fraksi PKS. Laporan juga dilengkapi bukti-bukti pengeluaran berupa kwitansi," ujarnya. baca

Menurutnya, dari 45 anggota Fraksi PKS DPR RI, 44 di antaranya telah menyerahkan laporan pertanggungjawaban penanggunaan dana reses. Satu orang masih dalam proses menyelesaikan laporan.

"Dana yang kami terima, seluruhnya dikembalikan kepada konstituen. Bahkan ada anggota Fraksi PKS yang harus menambah dana dari sakunya sendiri mengingat banyaknya acara diselenggarakan" sambungnya.

Zuber menambahkan, dengan diserahkannya laporan pertanggungjawaban ini, maka pihaknya tidak memiliki beban lagi menghadapi masa reses yang akan dimulai pada 7 Desember.

"Kewajiban sudah kami penuhi sehingga menghadapi masa reses yang sebentar lagi akan dijalankan, kami lebih siap karena tidak punya utang laporan," katanya.
Untuk menghadapi masa reses mulai 7 Desember 2006, F-PKS telah mempersiapkan tema-tema yang akan disampaikan kepada konstituen. Salah satunya adalah masalah alokasi APBN 2007.

Ia menegaskan, rendahnya sosialisasi anggota DPR dalam memberi informasi seputar alokasi APBN menjadi salah satu faktor lambatnya implementasi pembangunan di daerah. "Kita meminta anggota kita mensosialisasikannya kepada masyarakat saat melakukan kunjungan kerja ke daerah," katanya.

Zuber mengajak masyarakat berpartisipasi aktif memantau penggunaan dana APBN yang dialokasikan untuk daerah. Dengan demikian, berbagai dugaan penyimpangan yang sering dikeluhkan masyarakat bisa dihindari. "Anggota kita siap menindaklanjuti laporan masyarakat," imbuhnya. (eramuslim.com/dina/061206)

Read More......

Tuesday, December 05, 2006

Mujahid: Antara Libanon, Palestina dan Kita

(posted in Sastra Islam)

Di sana, di Libanon sana
Setumpuk jasad terbujur kaku di balik reruntuhan kota
Sekelompok manusia berkejaran bersama desingan peluru
Ada jerit ketakutan, ada jerit kemarahan
Kemarahan akan eksistensi bangsa babi dan kera
Ada tangis kepedihan, ada pula tangis kesedihan
Kepedihan akan ketiadaan pembelaan dunia
Darah telah tertumpah bersama ruh yang terlepas dari raga
Di balik panasnya cuaca atau ledakan yang tersisa
Debu-debu terbang menembus batas pertahanan
Tenaga telah habis, terseok menelusuri sisa-sisa kehidupan
Ada diam yang membisu di kegelapan
Menggigil, seakan udara dingin tak mau kompromi
Menanti detik-detik yang tak tahu apa baca
Menanti ditemani suara-suara yang menyejukkan
Masih ada Allah bersama kita�
Masih ada Allah yang membela�
Walau dunia tak peduli, Aku masih punya Allah�
Tak ada kata menyerah��

Di sana, di Palestina sana
Anak kehilangan ibu, istri kehilangan suami
Sekelompok manusia berdiri menatap ke satu arah
Air mata telah kering, pun isakan tak tersisa
Bertanya dalam hati mereka, �Di mana rumah kami?�
Konspirasi demi konspirasi meluluhlantakkan harta, jiwa, dan raga
Pembantaian demi pembantaian tak kenal siapa dan bagaimana
Kemarahan, kesedihan, bermuara pada kobaran semangat
Gemeretak graham dan tulang-belulang terdengar jelas
Bangsa terlaknat !!! Allah ghayatuna, la takhof !! Allahu ma'ana
Ribuan manusia bergerak menuju satu titik
Kubah hijau telah penuh dengan manusia
Ada manusia serakah, congkak dan culas
Penuh nafsu menguasai dunia, memangsa nurani manusia
Ada pula manusia yang jiwanya hidup menanti janji
Janji dengan Rabbnya akan kenikmatan tiada akhir di surga
Bertemu bidadari bermata jeli
Perjuangan tiada akhir sejak dahulu kala
Tak ada kompromi dengan manusia-manusia terlaknat
Walau hanya sejengkal tanah sekalipun
Tanah air kami, adalah tanah air islam
Islam, tinggi dan tak ada yang lebih tinggi
Allah ada di atas segalanya�

Di sini, Indonesia kita
Bencana demi bencana kian hari kian menuntut pengorbanan
Isak tangis kehilangan, kesedihan, dan kepasrahan kian terdengar
Walau di antaranya ada keluh yang terdengar pula, sedikit mungkin
Tapi lihat..!!!
Ada sekelompok manusia tengah bergembira, memainkan peran seorang penari
Dengan dalih kemerdekaan, merah putih, pahlawan
Perzinahan, perampokan, pembantaian, pun tak terelakkan
Ada manusia yang tengah menikmati empuknya kasur nan harum
Sambil menikmati tontonan tak bermutu
Lalu seketika tercetus,
Urus saja diri masing-masing�
Orang jauh-jauh tak usah dipedulikan�
Hidup ini sudah enak, tak usah disusah-susahkan�
Tak peduli dengan keberadaan manusia di belahan bumi yang lain
Ada pula sekelompok manusia mengambil kesempatan
Meraup lembar demi lembar kertas bernama uang
Menjajah manusia lain demi pangkat dan harta
Lalu berkata, �Merdeka !!�

Tapi tunggu…!!!
Masih ada gelombang manusia yang menyerukan perlawanan
Masih ada gelombang manusia mengulurkan tangan
Walau hanya segelintir saja, mereka para mujahid
Mereka kah yang dikatakan golongan orang yang Allah lindungi?
Entahlah, aku tak bisa menyelami hati mereka
Apa karena Allah? Atau karena yang lain?
Mudah-mudahan hanya karena Allah saja mereka berbuat�

Wahai mujahid !!!
Aneka kehidupan telah terhampar nyata di bumi
Lantangkan suaramu dan tetaplah waspada
Luruskan barisanmu, dan kokohkanlah
Bersihkan niatmu, dan bersabarlah
Tak ada kata tunduk terhadap kebathilan
Tak ada kata menyerah menyerukan al-haq
Berikan apa saja yang bisa engkau berikan
Hingga desah nafasmu yang terakhir
Allah akan menggantikannya dengan yang terbaik
Maukah kalian wahai pencari syahid ?

"Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Quran. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar." (QS. At-Taubah : 111)

Quelle : dari sebuah weblog

Read More......

Saturday, December 02, 2006

Negara "KOK"

(posted in sastra islam)


Katanya bangsa Indonesia begitu pemaaf, sopan, banyak ketawanya... kok ?
Katanya Indonesia negara kaya/sugih loh jinawi...kok ?
Katanya pejabat berjuang untuk membuat rakyat sejahtera... kok ?
Katanya aparat keamanan begitu wajib menjaga keamanan rakyat dan negara...kok ?
Katanya pendidikan begitu mempunyai tujuan agar rakyat cerdas, rajin...kok ?

Katanya petani sudah sukses panen tapi...kok ?
Katanya bangsa Indonesia pintar2, brilian...kok
Katanya reformasi membawa Indonesia ke alam demokrasi sejati...kok ?
Katanya siapa saja patuh dimuka hukum...kok ?
Katanya ahli agama tidak mau terlibat politik uang...kok ?
Katanya gaji anggota DPR sudah 50 juta...kok ?

Katanya harga obat sudah diturunkan.. .kok ?
Katanya ngutang banyak supaya Indonesia bisa maju...kok ?

Katanya...kok. ..katanya. ..kok ?

Inilah namanya "negara kok".
Isinya hanya kontroversi.
Sampai2 katanya sapi Indonesia kakinya empat...kok lima ?
hahaha...kaki apa yang satu lagi ?

Kalau tidak tahu...bisa belajar di sekolah.
Kalau tidak punya uang...bisa cari harta karun.
Kalau tidak punya kawan...bisa buat iklan.
Kalau tidak punya spirit hidup...bisa bertanya.
Kalau tidak mendapatkan pencerahan hidup...tidak bisa berbuat apa2.

(dari milis pun@yahoogroups.com, 021206)

Read More......