(posted in Sastra Islam)
Di sana, di Libanon sana
Setumpuk jasad terbujur kaku di balik reruntuhan kota
Sekelompok manusia berkejaran bersama desingan peluru
Ada jerit ketakutan, ada jerit kemarahan
Kemarahan akan eksistensi bangsa babi dan kera
Ada tangis kepedihan, ada pula tangis kesedihan
Kepedihan akan ketiadaan pembelaan dunia
Darah telah tertumpah bersama ruh yang terlepas dari raga
Di balik panasnya cuaca atau ledakan yang tersisa
Debu-debu terbang menembus batas pertahanan
Tenaga telah habis, terseok menelusuri sisa-sisa kehidupan
Ada diam yang membisu di kegelapan
Menggigil, seakan udara dingin tak mau kompromi
Menanti detik-detik yang tak tahu apa baca
Menanti ditemani suara-suara yang menyejukkan
Masih ada Allah bersama kita�
Masih ada Allah yang membela�
Walau dunia tak peduli, Aku masih punya Allah�
Tak ada kata menyerah��
Di sana, di Palestina sana
Anak kehilangan ibu, istri kehilangan suami
Sekelompok manusia berdiri menatap ke satu arah
Air mata telah kering, pun isakan tak tersisa
Bertanya dalam hati mereka, �Di mana rumah kami?�
Konspirasi demi konspirasi meluluhlantakkan harta, jiwa, dan raga
Pembantaian demi pembantaian tak kenal siapa dan bagaimana
Kemarahan, kesedihan, bermuara pada kobaran semangat
Gemeretak graham dan tulang-belulang terdengar jelas
Bangsa terlaknat !!! Allah ghayatuna, la takhof !! Allahu ma'ana
Ribuan manusia bergerak menuju satu titik
Kubah hijau telah penuh dengan manusia
Ada manusia serakah, congkak dan culas
Penuh nafsu menguasai dunia, memangsa nurani manusia
Ada pula manusia yang jiwanya hidup menanti janji
Janji dengan Rabbnya akan kenikmatan tiada akhir di surga
Bertemu bidadari bermata jeli
Perjuangan tiada akhir sejak dahulu kala
Tak ada kompromi dengan manusia-manusia terlaknat
Walau hanya sejengkal tanah sekalipun
Tanah air kami, adalah tanah air islam
Islam, tinggi dan tak ada yang lebih tinggi
Allah ada di atas segalanya�
Di sini, Indonesia kita
Bencana demi bencana kian hari kian menuntut pengorbanan
Isak tangis kehilangan, kesedihan, dan kepasrahan kian terdengar
Walau di antaranya ada keluh yang terdengar pula, sedikit mungkin
Tapi lihat..!!!
Ada sekelompok manusia tengah bergembira, memainkan peran seorang penari
Dengan dalih kemerdekaan, merah putih, pahlawan
Perzinahan, perampokan, pembantaian, pun tak terelakkan
Ada manusia yang tengah menikmati empuknya kasur nan harum
Sambil menikmati tontonan tak bermutu
Lalu seketika tercetus,
Urus saja diri masing-masing�
Orang jauh-jauh tak usah dipedulikan�
Hidup ini sudah enak, tak usah disusah-susahkan�
Tak peduli dengan keberadaan manusia di belahan bumi yang lain
Ada pula sekelompok manusia mengambil kesempatan
Meraup lembar demi lembar kertas bernama uang
Menjajah manusia lain demi pangkat dan harta
Lalu berkata, �Merdeka !!�
Tapi tunggu…!!!
Masih ada gelombang manusia yang menyerukan perlawanan
Masih ada gelombang manusia mengulurkan tangan
Walau hanya segelintir saja, mereka para mujahid
Mereka kah yang dikatakan golongan orang yang Allah lindungi?
Entahlah, aku tak bisa menyelami hati mereka
Apa karena Allah? Atau karena yang lain?
Mudah-mudahan hanya karena Allah saja mereka berbuat�
Wahai mujahid !!!
Aneka kehidupan telah terhampar nyata di bumi
Lantangkan suaramu dan tetaplah waspada
Luruskan barisanmu, dan kokohkanlah
Bersihkan niatmu, dan bersabarlah
Tak ada kata tunduk terhadap kebathilan
Tak ada kata menyerah menyerukan al-haq
Berikan apa saja yang bisa engkau berikan
Hingga desah nafasmu yang terakhir
Allah akan menggantikannya dengan yang terbaik
Maukah kalian wahai pencari syahid ?
"Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Quran. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar." (QS. At-Taubah : 111)
Quelle : dari sebuah weblog
Tuesday, December 05, 2006
Mujahid: Antara Libanon, Palestina dan Kita
Posted by Salam Keadilan at 6:26 PM
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment