Thursday, November 30, 2006

Hentikan Tayangan Televisi yang Tidak Edukatif

(posted in Parlementaria)


Jakarta - Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Yoyoh Yusroh meminta pihak yang berwenang untuk menghentikan seluruh tayangan televisi yang tidak edukatif dan menjamin perlindungan terhadap anak. Kalau pun tetap disiarkan, waktu tayang harus benar-benar tengah malam saat semua anak dipastikan tidur.

"Jangan hanya memikirkan keuntungan semata dari program yang ditayangkan, tetapi melupakan tanggungjawab dalam melindungi anak-anak bahkan mengorbankan mereka," kata yoyoh, Selasa (28/11) di Jakarta mengomentari program smack down yang diputar salah satu stasiun televisi swasta. baca

Tayangan yang mempertontonkan aksi kekerasan tersebut telah mengakibatkan banyak korban dari kalangan anak-anak. Setelah Reza Ikhsan Fadilah, bocah Bandung berusia 9 tahun yang meninggal dunia akibat aksi smack down temannya 16 november lalu, kasus-kasus serupa pun terungkap di beberapa daerah lainnya.

Menurut Yoyoh, anak-anak merupakan peniru yang baik sebab apa yang ditontonnya bisa menjadi tuntutan baginya. Terlebih bagi anak-anak yang tinggal di kota besar. Pasalnya ruang bergerak mereka sudah sangat terbatas sehingga tidak ada lagi alternatif untuk mengisi kegiatan selain menonton televisi.

"Di kota-kota besar hampir tidak ada tempat untuk bermain dan menghabiskan energi di siang hari. Sarana taman bacaan dan perpustakaan juga tidak tersedia. Walhasil anak-anak kerap nonton televisi hingga larut malam," urainya.

Kondisi sebaliknya masih terdapat di pedesaan. Anak-anak di desa, lanjut Yoyoh, masih dengan leluasa bermain di area lahan yang luas. Sehingga di malam hari energi mereka hanya cukup untuk belajar dan istirahat. Karenanya, dia menegaskan, seharusnya tayangan televisi harus benar-benar mendidik, bukan sebatas mengedepankan program-program yang banyak digemari penonton seperti smack down. Meski waktu tayang di malam hari, namun bukan berarti tidak dilihat anak-anak. "Apalagi tidak semua orang tua mampu mengarahkan anaknya."

Saatnya KPAI Beraksi

Kasus tewasnya Reza dan terlukanya beberapa anak akibat meniru aksi gulat tidak beraturan smack down seharusnya memicu peran Komisi Perlindungan anak Indonesia (KPAI). Lembaga yang perannya masih diragukan ini mestinya melakukan penelitian tentang tayangan-tayangan yang berbahaya bagi anak-anak.

"Berapa persen tayangan televisi yang tidak baik, berapa yang harus dihentikan, mana yang mendidik dan sebagainya harusnya ada datanya. Kejadian (smack down) ini bisa jadi momen bagi KPAI untuk berperan, mereka kan punya anggaran," tegas Yoyoh.(fpks-dpr-ri.com/nis/291106)

Read More......

Wednesday, November 29, 2006

Adakah Berpolitik dan Berpartai Dicontohkan Nabi dan Sahabat?

(posted in Konsultasi Syariah)


Pertanyaan :
Ustadz, ana ingin bertanya.
Kalau dilihat dari realita yang sekarang, banyak sekali partai yang mengatas namakan partai Islam (PKS, PPP, PBB dan lain-lain) sehingga sebagai seorang muslim ada yang mewajibkan harus memilih salah satu dari beberapa partai tersebut atau bahkan sama sekali tidak memilih.

Yang menjadi pertanyaan, bagaimana sesungguhnya atau sebenarnya dilihat dari sudut pandang Al-Qur'an dan As-Sunnah dalam hal berpolitik/berpartai? Ada nggak contohnya dari Nabi dan para sahabat? Mohon penjelasan, jazakumulloh khoiron katsiron.
Wassalam,
Abu Hurairah Ali Asmara
abuhurairah at eramuslim.com

Jawaban
Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Sesungguhnya Nabi Muhammad SAW dan para shahabatnya seumur-umur belum pernah ikut pemilu, apalagi membangun dan mengurusi partai politik. Realita seperti ini sudah disepakati oleh semua orang, termasuk para ahli sejarah, ulama dan juga semua umat Islam. baca

Dengan realita seperti ini, sebagian kalangan lalu mengharamkan pemilu dan mendirikan partai. Alasannya, karena tidak ada contoh dari Nabi Muhammad SAW, juga tidak pernah dilakukan oleh para shahabat belia yang mulia, bahkan sampai sekian generasi berikutnya, tidak pernah ada pemilu dan pendirian partai politik dalam sejarah Islam.

Bahkan sebagian dari mereka sampai mengeluarkan statemen unik, yaitu bahwa ikut pemilu dan menjalankan partai merupakan sebuah bid'ah dhalalah, di mana pelakunya pasti akan masuk neraka.

Ditambah lagi pandangan sebagian mereka bahwa sistem pemilu, partai politik dan ide demokrasi merupakan hasil pemikiran orang-orang kafir. Sehingga semakin haram saja hukumnya.

Tentu saja pendapat seperti ini bukan satu-satunya buah pikiran yang muncul di kalangan umat. Sebagian lain dari elemen umat ini punya pandangan berbeda.
Mereka tidak mempermasalahkan bahwa dahulu Rasulullah SAW dan para shahabat tidak pernah ikut pemilu dan berpartai. Sebab pemilu dan partai hanyalah sebuah fenomena zaman tertentu dan bukan esensi. Lagi pula, tidak ikutnya beliau SAW dan tidak mendirikan partai, bukanlah dalil yang sharih dari haramnya kedua hal itu. Bahwa asal usul pemilu, partai dan demokrasi yang konon dari orang kafir, tidak otomatis menjadikan hukumnya haram.

Dan kalau mau jujur, memang tidak ada satu pun ayat Quran atau hadits nabi SAW yang secara zahir mengharamkan partai politik, pemilu atau demokrasi. Sebagaimana juga tidak ada dalil yang secara zahir membolehkannya. Kalau pun ada fatwa yang mengharamkan atau membolehkan, semuanya berangkat dari istimbath hukum yang panjang. Tidak berdasarkan dalil-dalil yang tegas dan langsung bisa dipahami.
Namun tidak sedikit dari ulama yang punya pandangan jauh dan berupaya melihat realitas. Mereka memandang meski pemilu, partai politik serta demokrasi datang dari orang kafir, mereka tetap bisa melihat esensi dan kenyataan. Berikut ini kami petikkan beberapa pendapat sebagian ulama dunia tentang hal-hal yang anda tanyakan.
Seruan Para Ulama untuk Mendukung Dakwah Lewat Parlemen

Apa komentar para ulama tentang masuknya muslimin ke dalam parlemen? Dan apakah mereka membid'ahkannya?

Ternyata anggapan yang menyalahkan dakwah lewat parlemen itu keliru, sebab ada sekian banyak ulama Islam yang justru berkeyakinan bahwa dakwah lewat parlemen itu boleh dilakukan. Bahkansebagiannya memandang bahwa bila hal itu merupakan salah stu jalan sukses menuju kepada penegakan syariat Islam, maka hukumnya menjadi wajib.
Di antara para ulama yang memberikan pendapatnya tentang kebolehan atau keharusan dakwah lewat parlemen antara lain:

1. Imam Al-'Izz Ibnu Abdis Salam
2. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah
3. Ibnu Qayyim Al-Jauziyah
4. Muhammad Rasyid Ridha
5. Syeikh Abdurrahman Bin Nashir As-Sa'di: Ulama Qasim
6. Syeikh Ahmad Muhammad Syakir: Muhaddis Lembah Nil
7. Syeikh Muhammad Al-Amin Asy-Syinqithi
8. Syeikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz
9. Syeikh Muhammad bin Shalih Al-'Utsaimin
10. Syeikh Muhammad Nashiruddin Al-AlBani
11. Syeikh Dr. Shalih bin Fauzan
12. Syeikh Abdullah bin Qu'ud
13. Syeikh Dr. Umar Sulaiman Al-'Asyqar
14. Syeikh Abdurrahman bin Abdul Khaliq

Kalau diperhatikan, yang mengatakan demikian justru para ulama yang sering dianggap kurang peka pada masalah politik praktis. Ternyata gambaran itu tidak seperti yang kita kira sebelumnya. Siapakah yang tidak kenal Bin Baz, Utsaimin, Albani, Asy-Syinqithi, Shalih Fauzan dan lainnya?

1. Pendapat Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz

a. Fatwa Pertama
Sebuah pertanyaan diajukan kepada Syaikh Abdul Aziz bin Baz tentang dasar syariah mengajukan calon legislatif untuk Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan hukum Islam atas kartu peserta pemilu dengan niat memilih untuk memilih para da'i dan aktifis sebagai anggota legislatif. Maka beliau menjawab:

Rasulullah SAW bersabda bahwa setiap amal itu tergantung pada niatnya. Setiap orang mendapatkan apa yang diniatkannya. Oleh karena itu tidak ada masalah untuk masuk ke parlemen bila tujuannya memang membela kebenaran serta tidak menerima kebatilan. Karena hal itu memang membela kebenaran dan dakwah kepada Allah SWT.
Begitu juga tidak ada masalah dengan kartu pemilu yang membantu terpilihnya para da'i yang shalih dan mendukung kebenaran dan para pembelanya, wallahul muwafiq.

b. Fatwa Kedua
Di lain waktu, sebuah pertanyaan diajukan kepada Syeikh Bin Baz: Apakah para ulama dan duat wajib melakukan amar makruf nahi munkar dalam bidang politik? Dan bagaimana aturannya?

Beliau menjawab bahwa dakwah kepada Allah SWT itu mutlak wajibnya di setiap tempat. Amar makruf nahi munkar pun begitu juga. Namun harus dilakukan dengan himah, uslub yang baik, perkataan yang lembut, bukan dengan cara kasar dan arogan. Mengajak kepada Allah SWT di DPR, di masjid atau di masyarakat.

Lebih jauh beliau menegaskan bahwa bila dia memiliki bashirah dan dengan cara yang baik tanpa berlaku kasar, arogan, mencela atau ta'yir melainkan dengan kata-kata yang baik.

Dengan mengatakan wahai hamba Allah, ini tidak boleh semoga Allah SWT memberimu petunjuk. Wahai saudaraku, ini tidak boleh, karena Allah berfirman tentang masalah ini begini dan Rasulullah SAW bersabda dalam masalah itu begitu. Sebagaimana firman Allah SWT:

Serulah kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS An-Nahl: 125).

Ini adalah jalan Allah dan ini adalah taujih Rabb kita. Firman Allah SWT:
Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu? (QS Ali Imran: 159)

Dan tidak merubah dengan tangannya kecuali bila memang mampu. Seperti merubha isteri dan anak-anaknya, atau seperti pejabat yang berpengaruh pada sebuah lembaga. Tetapi bila tidak punya pengaruh, maka dia mengangkat masalah itu kepada yang punya kekuasaan dan memintanya untuk menolak kemungkaran dengan cara yang baik.

c. Fatwa Ketiga
Majalah Al-Ishlah pernah juga bertanya kepada Syeikh yang pernah menjadi Mufti Kerajaan Saudi Arabia. Mereka bertanya tentang hukum masuknya para ulama dan duat ke DPR, parlemen serta ikut dalam pemilu pada sebuah negara yang tidak menjalankan syariat Islam. Bagaimana aturannya?

Syaikh Bin Baz menjawab bahwa masuknya mereka berbahaya, yaitu masuk ke parlemen, DPR atau sejenisnya. Masuk ke dalam lembaga seperti itu berbahaya namun bila seseorang punya ilmu dan bashirah serta menginginkan kebenaran atau mengarahkan manusia kepada kebaikan, mengurangi kebatilan, tanpa rasa tamak pada dunia dan harta, maka dia telah masuk untuk membela agam Allah SWT, berjihad di jalan kebenaran dan meninggalkan kebatilan. Dengan niat yang baik seperti ini, saya memandang bahwa tidak ada masalah untuk masuk parlemen. Bahkan tidak selayaknya lembaga itu kosong dari kebaikan dan pendukungnya.

Bila dia masuk dengan niat seperti ini dengan berbekal bashirah hingga memberikan posisi pada kebenaran, membelanya dan menyeru untuk meninggalkan kebatilan, semoga Allah SWT memberikan manfaat dengan keberadaannya hingga tegaknya syariat dengan niat itu. Dan Allah SWT memberinya pahala atas kerjanya itu.

Namun bila motivasinya untuk mendapatkan dunia atau haus kekuasaan, maka hal itu tidak diperbolehkan. Seharusnya masuknya untuk mencari ridha Allah, akhirat, membela kebenaran dan menegakkannya dengan argumen-argumennya, niscaya majelis ini memberinya ganjaran yang besar.

d. Fatwa Keempat
Pimpinan Jamaah Ansharus sunnah Al-Muhammadiyah di Sudan, Syaikh Muhammad Hasyim Al-Hadyah bertanya kepada Syaikh bin Baz pada tanggal 4 Rabi'ul Akhir 1415 H. Teks pertanyaan beliau adalah:

Dari Muhammad Hasyim Al-Hadyah, Pemimpin Umum Jamaah Ansharus-Sunnah Al-Muhammadiyah di Sudan kepada Samahah Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz, mufti umum Kerajaan Saudi Arabia dan Ketua Hai'ah Kibar Ulama wa Idarat Al-buhuts Al-Ilmiyah wal Ifta'.
Assalamu 'alaikum Wr. Wb. Saya mohon fatwa atas masalah berikut:

Bolehkah seseorang menjabat jabatan politik atau adminstratif pada pemerintahan Islam atau kafir bila dia seorang yang shalih dan niatnya mengurangi kejahatan dan menambah kebaikan? Apakah dia diharuskan untuk menghilangkan semua bentuk kemungkaran meski tidak memungkinkan baginya? Namun dia tetap mantap dalam aiqdahnya, kuat dalam hujjahnya, menjaga agar jabatan itu menjadi sarana dakwah. Demikian, terima kasih wassalam.

Jawaban Seikh Bin Baz:
Wa 'alaikumussalam wr wb. Bila kondisinya seperti yang Anda katakan, maka tidak ada masalah dalam hal itu. Allah SWT berfirman,"Tolong menolonglah kamu dalam kebaikan." Namun janganlah dia membantu kebatilan atau ikut di dalamnya, karena Allah SWT berfirman,"Dan janganlah saling tolong dalam dosa dan permusuhan." Waffaqallahul jami' lima yurdhihi, wassalam wr. Wb.
Bin Baz

2. Wawancara dengan Syaikh Muhammad bin Shalih Al-'Utsaimin
Pada bulan Oktober 1993 edisi 42, Majalah Al-Furqan Kuwait mewawancarai Syaikh Muhammad bin shalih Al-'Utsaimin, seorang ulama besar di Saudi Arabia yang menjadi banyak rujukan umat Islam di berbagai negara. Berikut ini adalah petikan wawancaranya seputar masalah hukum masuk ke dalam parlemen.

Majalah Al-Furqan :. Fadhilatus Syaikh Hafizakumullah, tentang hukm masuk ke dalam majelis niyabah (DPR) padahal negara tersebut tidak menerapkan syariat Islam secara menyeluruh, apa komentar Anda dalam masalah ini?

Syaikh Al-'Utsaimin : Kami punya jawaban sebelumnya yaitu harus masuk dan bermusyarakah di dalam pemerintahan. Dan seseorang harus meniatkan masuknya itu untuk melakukan ishlah (perbaikan), bukan untuk menyetujui atas semua yang ditetapkan.

Dalam hal ini bila dia mendapatkan hal yang bertentangan dengan syariah, harus ditolak. Meskipun penolakannya itu mungkin belum diikuti dan didukung oleh orang banyak pada pertama kali, kedua kali, bulan pertama, kedua, ketiga, tahun pertama atau tahun kedua, namun ke depan pasti akan memiliki pengaruh yang baik.

Sedangkan membiarkan kesempatan itu dan meninggalkan kursi itu untuk orang-orang yang jauh dari tahkim syariah merupakan tafrit yang dahsyat. Tidak selayaknya bersikap seperti itu.

Majalah Al-Furqan : Sekarang ini di Majelis Umah di Kuwait ada Lembaga Amar Ma'ruf Nahi Munkar. Ada yang mendukungnya tapi ada juga yang menolaknya dan hingga kini masih menjadi perdebatan. Apa komentar Anda dalam hal ini, juga peran lembaga ini. Apa taujih Anda bagi mereka yang menolak lembaga ini dan yang mendukungnya?
Syaikh Al-Utsaimin: Pendapat kami adalah bermohon kepada Allah SWT agar membantu para ikhwan kita di Kuwait kepada apa yang membuat baik dien dan dunia mereka. Tidak diragukan lagi bahwa adanya Lembaga Amar Makmur Nahi Munkar menjadikan simbol atas syariah dan memiliki hikmah dalam muamalah hamba Allah SWT. Jelas bahwa lembaga ini merupakan kebaikan bagi negeri dan rakyat. Semoga Allah SWT menyukseskannya buat ikhwan di Kuwait.

Pada bulan Zul-Hijjah 1411 H bertepatan dengan bulan Mei 1996 Majalah Al-Furqan melakukan wawancara kembali dengan Syaikh Utsaimin:

Majalah Al-Furqan: Apa hukum masuk ke dalam parlemen?
Syaikh Al-'Utsaimin: Saya memandang bahwa masuk ke dalam majelis perwakilan (DPR) itu boleh. Bila seseorang bertujuan untuk mashlahat baik mencegah kejahatan atau memasukkan kebaikan. Sebab semakin banyak orang-orang shalih di dalam lembaga ini, maka akan menjadi lebih dekat kepada keselamatan dan semakin jauh dari bala'.
Sedangkan masalah sumpah untuk menghormati undang-undang, maka hendaknya dia bersumpah unutk menghormati undang-undang selama tidak bertentangan dengan syariat. Dan semua amal itu tergantung pada niatnya di mana setiap orang akan mendapat sesuai yang diniatkannya.

Namun tindakan meninggalkan majelis ini buat orang-orang bodoh, fasik dan sekuler adalah perbuatan ghalat (rancu) yang tidak menyelesaikan masalah. Demi Allah, seandainya ada kebaikan untuk meninggalkan majelis ini, pastilah kami akan katakan wajib menjauhinya dan tidak memasukinya. Namun keadaannya adalah sebaliknya. Mungkin saja Allah SWT menjadikan kebaikan yang besar di hadapan seorang anggota parlemen. Dan dia barangkali memang benar-benar mengausai masalah, memahami kondisi masyarakat, hasil-hasil kerjanya, bahkan mungkin dia punya kemampuan yang baik dalam berargumentasi, berdiplomasi dan persuasi, hingga membuat anggota parlemen lainnya tidak berkutik. Dan menghasilkan kebaikan yang banyak. (lihat majalah Al-Furqan - Kuwait hal. 18-19)

Jadi kita memang perlu memperjuangkan Islam di segala lini termasuk di dalam parlemen. Asal tujuannya murni untuk menegakkan Islam. Dan kami masih punya 13 ulama lainnya yang juga meminta kita untuk berjuang menegakkan Islam lewat parlemen. Insya Allah SWT pada kesempatan lain kami akan menyampaikan pula. Sebab bila semua dicantumkan di sini, maka pastilah akan memenuhi ruang ini. Mungkin kami akan menerbitkannya saja sebagai sebuah buku tersendiri bila Allah SWT menghendaki.
3. Pendapat Imam Al-'Izz Ibnu Abdis Salam

Dalam kitab Qawa'idul Ahkam karya Al-'Izz bin Abdus Salam tercantum: Bila orang kafir berkuasa pada sebuah wilayah yang luas, lalu mereka menyerahkan masalah hukum kepada orang yang mendahulukan kemaslahatan umat Islam secara umum, maka yang benar adalah merealisasikan hal tersebut. Hal ini mendapatkan kemaslahatan umum dan menolak mafsadah. Karena menunda masalahat umum dan menanggung mafsadat bukanlah hal yang layak dalam paradigma syariah yang bersifat kasih. Hanya lantaran tidak terdapatnya orang yang sempurna untuk memangku jabatan tersebut hingga ada orang yang memang memenuhi syarat.

Dari penjelasan di atas dapat dipahami menurut pandangan imam rahimahullah, bahwa memangku jabatan di bawah pemerintahan kafir itu adalah hal yang diperlukan. Untuk merealisasikan kemaslahatan yang sesuai dengan syariat Islam dan menolakmafsadah jika diserahkan kepada orang kafir. Jika dengan hal itu maslahat bisa dijalankan, maka tidak ada larangan secara sya'ri untuk memangku jabatan meski di bawah pemerintahan kafir.

Kasus ini mirip dengan yang terjadi di masa sekarang ini di mana seseorang menjabat sebagai anggota parlemen pada sebuah pemeritahan non Islam. Jika melihat pendpat beliau di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa menjadi anggota parlemen diperbolehkan.

4. Pendapat Ibnu Qayyim Al-Jauziyah
Dalam kitab Thuruq Al-Hikmah, Ibnul Qayyim Al-Jauziyah (691- 751 H) dalam kitabnya At-Turuq al-Hukmiyah menulis:

Masalah ini cukup pelik dan rawan, juga sempit dan sulit. terkadang sekelompok orang melewati batas, meng hilangkan hak-hak,dfan mendorong berlaku kejahatan kepada kerusakan serta menjadikasn syariat itu sempi sehingga tidak mampu memberikan jawaban kepada pemeluknya. dan menghalangi diri mereka dari jalan yang benar, yaitu jalan untuk mengetahui kebenaran dan menerapkannya. Sehingga mereka menolak hal tersebut, pada hal mereka dan yang lainnya tahu secara pasti bahwa hal itu adalah hal yang wajib diterapkan namun mereka menyangkal bahwa hal itu bertentangan dengan qowaid syariah.

Mereka mengatakan bahwa hal itu tidak sesuai yang dibawa rosulullah, yang menjadikan mereka berpikir seperti itu kurang nya mereka dalam memahami syariah dan pengenalan kondisi lapangan atau keduanya, sehingga begitu mereka melihat hal tersebut dan melihat orang-orang melakukan halyang tidak sesuai yang dipahaminya, mereka melakukan kejahatan yang panjang, kerusakan yang besar.mka permasalahannya jadi terbalik.

Di sisi lain ada kelompok yang berlawanan pendapatnya dan menafikan hukum allah dan rosulnya. Kedua kelompok di atas sama-sama kurang memahami risalah yang dibawa rosulnya dan diturunkan dalam kitabnya, padahal Allah swt. telah mengutus rasulnya dan menurunkan kitabnya agar manusia menjalankan keadilan yang dengan keadilan itu bumi dan langit di tegakkan. Bila ciri-ciri keadilan itu mulai nampak dan wajahnya tampil dengan beragam cara mak itulah syariat allah dan agamanya. Allah swt maha tahu dan maha hakim untuk memilih jalan menuju keadilan dan memberinya ciri dan tanda. maka apapun jalan yang bisa membawa tegaknya keadilan maka itu adalah bagian dari agama, dan tidak bertentangan dengan agama.

Maka tidak boleh dikatakan bahwa politik yang adil itu berbeda dengan syariat, tetapi sebaliknya justru sesuai dengan syariat, bahkan bagian dari syariat itru sendiri. kami menamakannya sebagai politik sekedar mengikuti istilah yang Anda buat tetapi pada hakikatnya merupakan keadilan allah dan rosulnya.

Imam yang muhaqqiq ini mengatakan apapun cara untuk melahirkan keadilan maka itu adakah bagian dari agama dan tidak bertentangan dengannya. Jelasnya bab ini menegaskan bahwa apapun yang bisa melahirkan keadilan boleh dilakukan dan dia bagian dari politik yang sesuai dengan syariah. Dan tidak ada keraguan bahwa siapa yang menjabat sebuah kekuasaan maka ia harus menegakkan keadilan yang sesuai dengan syariat. Dan berlaku ihsan bekerja untuk kepentingan syariat meskipun di bawah pemerintahan kafir.

5. Syaikh Dr. Shalih bin Fauzan
Syekh Shaleh Alfauzan ditanya tentang hukum memasuki parlemen. Syekh Fauzan balik bertanya, "Apa itu parlemen?" Salah seorang peserta menjawab "Dewan legislatif atau yang lainnya" Syekh, "Masuk untuk berdakwah di dalamnya?" Salah seorang peserta menjawab, "Ikut berperan serta di dalamnya" Syekh, "Maksudnya menjadi anggota di dalamnya?" Peserta, "Iya."

Syeikh: "Apakah dengan keanggotaan di dalamnya akan menghasilkan kemaslahatan bagi kaum muslimin? Jika memang ada kemaslahatan yang dihasilkan bagi kaum muslimin dan memiliki tujuan untuk memperbaiki parlemen ini agar berubah kepada Islam, maka ini adalah suatu yang baik, atau paling tidak bertujuan untuk mengurangi kejahatan terhadap kaum muslimin dan menghasilkan sebagian kemaslahatan, jika tidak memungkinkan kemaslahatan seluruhnya meskipun hanya sedikit."

Salah seorang peserta, "Terkadang didalamnya terjadi tanazul (pelepasan) dari sejumlah perkara dari manusia."
Syeikh: "Tanazul yang dimaksud adalah kufur kepada Allah atau apa?"
Salah seorang peserta, "Mengakui."
Syeikh: "Tidak boleh. adanya pengakuan tersebut. Jika dengan pengakuan tersebut ia meninggalkan agamanya dengan alasan berdakwah kepada Allah, ini tidak dibenarkan. Tetapi jika mereka tidak mensyaratkan adanya pengakuan terhadap hal-hal ini dan ia tetap berada dalam keIslaman akidah dan agamanya, dan ketika memasukinya ada kemaslahatan bagi kaum muslimin dan apa bila mereka tidak menerimanya ia meninggalkannya, apa mungkin ia bekerja untuk memaksa mereka?

Tidak mungkin kan untuk melakukan hal tersebut. Yusuf as ketika memasuki kementrian kerajaan, apa hasil yang ia peroleh? atau kalian tidak tahu hasil apa yang di peroleh Nabi Yusuf as?

Atau kalian tidak tahu tentang hal ini, apa yang diperoleh Nabi Yusuf ketika ia masuk, ketika raja berkata kepadanya, "Sesungguhnya kamu hari ini menjadi seorang yang berkedudukan tinggi lagi dipercaya dis isi kami" Nabi Yusuf saat itu menjawab, "Jadikan aku bendaharawan negara karena aku amanah dan pandai." Maka beliau masuk dan hukum berada di tangannya. Dan sekarang dia menjadi raja Mesir, sekaligus nabi.

Jadi bila masuknya itu melahirkan sesuatu yang baik, silahkan masuk saja. Tapi kalau hanya sekedar menyerahkan diri dan ridho terhadap hukum yang ada maka tidak boleh. Demikian juga bila tidak mendatangkan maslahat bagi umat Islam, maka masuknya tidak dibenarkan. Para ulama berkata, "Mendatangkan manfaat dan menyempurnakannya, meski tidak seluruh manfaat, tidak boleh diiringi dengan mafsadat yang lebih besar."
Para ulama mengatakan bahwa Islam itu datang dengan visi menarik maslahat dan menyempurnakannya serta menolak mafsadah dan menguranginya. maksudnya bila tidak bisa menghilangkan semua mafsadat maka dikurangi, mendapatkan yang terkecil dari dua dhoror, itu yang diperintahkan. Jadi tergantung dari niat dan maksud seseorang dan hasil yang diperolehnya. Bila masuknya lantaran haus kekuasaan dan uang lalu diam atas segala penyelewengan yang ada, maka tidak boleh. Tapi kalau masuknya demi kemaslahatan kaum muslimin dan dakwah kepada jalan Allah, maka itulah yang dituntut. Tapi kalau dia harus mengakui hukum kafir maka tidak boleh, meski tujuannya mulia. seseorang tidak boleh menjadi kafir dan berkata "Tujuan saya mulia, saya berdakwah kepada Allah," tidak tidak boleh itu."

Salah seorang peserta, "Apa yang menjadi jalan keluarnya?"
"Jalan keluarnya adalah jika memang di dalamnya ada maslahat bagi kaum muslimin dan tidak menghasilkan madharat bagi dirinya, maka hal tersebut tidak bertentangan. Adapun jika tidak ada kemaslahatan di dalamnya bagi kaum muslimin atau hal tersebut mengakibatkan adanya kemadorotan yaitu pengakuan yaitu pengakuan akan kekufuran, maka hal tersebut tidak diperbolehkan" (Rekaman suara)

6. Syaikh Abdullah bin Qu'ud
Sebagian orang-orang meremehkan partai-partai politik Islam yang terdapat di sejumlah negara-negara Islam seperti Aljazair, Yaman, Sudan dan yang lainnya. Mereka yang ikut didalamnya dituduh dengan tuduhan sekuler dan lain-lainnya. Apa pendapat Anda tentang hal tersebut? Sikap atau peran apa yang harusnya dilakukan oleh kaum muslimin untuk menyikapi kondisi tersebut?

Jawaban : Akar persoalan dari semua itu adalah adanya dominasi sebagian para dai terhadap yang lainnya. Dan saya berpendapat bahwa seorang muslim yang diselamatkan Allah dari malapetaka untuk memuji Allah dan bersyukur kepada-Nya serta berdoa untuk saudara-saudaranya di Sudan, Aljazair, Tunisia dan negara-negara lainnya, ataupun bagi kaum muslimin yang berada di negeri-negeri yang jelas-jelas kafir.

Dan jika hal tersebut tidak memberikan manfaat kepada mereka, aku berpendapat minimal jangan memadhorotkan mereka. Karena sampai sekarang tidak ada bentuk solidaritas yang nyata kepada para dai tersebut padahal mereka telah mengalami berbagai ujian dan siksaan.

Dan kita wajib mendoakan kaum msulimin dan manaruh simpati kepada mereka di setiap tempat. Karena seorang mokmin adalah saudara bagi muklmin yang lainnya, jika mendengar kabar yang baik mengenai saudaranya di Sudan, Aljazair, Tunisia atau dinegeri mana saja maka hendaknya ia merespon positif dan seakan-akan ia berkata:

"Wahai kiranya saya ada bersama-sama mereka, tentu saya mendapat kemenangan yang besar" (QS. An-Nisaa: 73).

Dan apa bila mendengar malapetaka yang menimpa mereka, maka hendaklah ia mendoakan untuk saudarnya-saudaranya yang sedang diuji di negeri mana saja, supaya Allah melepaskan mereka dari orang-orang yang sesat dan menjadikan kekuasaan bagi kaum muslimin dan hendaklah ia memuji Allah karena telah menjaga dirinya.

Jangan sampai ada seseorang yang bersandar dengan punggungnya di negeri yang aman lalu mencela orang-orang atau para dai yang berjuang demi Islam di bawah kedholiman dan keseweng-wenangan dan intimidasi. Tidak diragukan lagi bahwa hal ini merupakan tindakan yang tidak fair. boleh jadi engkau akan mendapat ujian jika Anda tidak merespon dengan perasaan Anda apa yang dirasakan oleh kaum muslimin yang sedang mengalami ujian dari Allah.

Demikian petikan beberapa pendapat para ulama tentang dakwah lewat pemilu, partai politik, parlemen dan sejenisnya. Semoga ada manfaatnya. Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,(Eramuslim/Ahmad Sarwat,Lc/291106)

Read More......

Tuesday, November 28, 2006

Pilkada DKI, Koalisi Setengah Matang Hadang PKS

(posted in opini)

Agenda pemilihan kepala daerah (pilkada) memang memerlukan persiapan panjang. Maka, meski pelaksanaan pilkada DKI Jakarta masih Juni 2007 nanti, partai-partai politik sudah pasang kuda-kuda. PDI Perjuangan mengambil inisiatif lebih dulu. Ahad dua pekan lalu, markas Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDI Perjuangan DKI di Jalan Tebet Raya menjadi tuan rumah dialog politik bertajuk "Menyongsong Jakarta Masa Depan".

Gubernur Sutiyoso tampil jadi pembicara bersama anggota Komisi I DPR-RI dari PDI Perjuangan, Effendi Simbolon. Acara yang berlangsung selama tiga jam itu banyak membicarakan konsep pembangunan Jakarta era Sutiyoso.

Meski formatnya dialog, bukan rahasia lagi, lewat forum ini PDI Perjuangan ingin menyiapkan bibit koalisi menyongsong pilkada DKI 2007. baca Bertindak sebagai tuan rumah adalah Ketua PDI Perjuangan DKI, Agung Imam Sumanto. Ia menjamu Ketua Partai Demokrat DKI Ferrial Sofyan, Ketua Partai Persatuan Pembangunan (PPP) DKI Chudlary Syafi'i Khazami, Ketua Partai Damai Sejahtera (PDS) DKI Constant Punggawa, dan Nursyahbani Katjasungkana dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Tokoh Senior PDI Perjuangan, M. Taufiq Kiemas, ikut hadir.

Yang absen adalah utusan Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Bintang Reformasi (PBR). Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tak diundang karena telah punya calon tetap: Wakil Kapolri Komisaris Jenderal Adang Daradjatun.

Bahwa pertemuan tersebut merupakan upaya penyemaian koalisi, itu diakui Sekretaris PDI Perjuangan DKI, Eriko Votarduga. "Ini penjajakan koalisi lima partai," ujarnya kepada Gatra. Menurut dia, lobi-lobi yang mengarah pada koalisi politik sudah berjalan, tapi keputusannya masih jauh. "Ini baru koalisi moral. Namun kami sangat intensif mengomunikasikannya," ia menambahkan. Disebut koalisi moral, karena internal partai-partai masih menunggu lampu hijau dari DPP masing-masing. "Setelah kebijakannya selesai, baru dibentuk koalisi politik," katanya.

Ide koalisi itu, kata Eriko, merupakan penyikapan atas perkembangan menjelang pilkada. Agendanya, karena mengarah ke koalisi politik, semestinya disiapkan pula kontrak politik. "Sejauh ini, baru komitmennya dulu," ujarnya. Meskipun koalisi ini masih taraf penjajakan, menurut Eriko, kepentingan yang sama akan menyatukan partai-partai peserta.

Selain menghadirkan para ketua partai di DKI, pada acara tersebut hadir pula para calon gubernur yang telah mendaftarkan diri ke PDI Perjuangan. Mereka adalah Agum Gumelar, Bibit Waluyo (mantan Pangdam Jaya), Faisal Basri (ekonom), Edi Waluyo (mantan Ketua DPRD DKI), Sarwono Kusumaatmadja, dan Fauzi Bowo (Wakil Gubernur DKI). Mereka tak menyampaikan visi atau misi, hanya berdialog dengan Sutiyoso tentang rencana umum Jakarta sebagai kota megalopolitan.

Jauh-jauh hari, partai-partai politik memang tampak beradu strategi memperebutkan 7,5 juta pemegang hak pilih Jakarta. Namun pertemuan tersebut sulit dimungkiri merupakan upaya bersama menghadang laju PKS. Meski indikasinya kuat, tuan rumah menolak disebut begitu. "Kalau orang berpikir begitu, ya, boleh-boleh saja," kata Eriko pula.

PKS merupakan peraih suara terbanyak pada Pemilu 2004, dengan perolehan 18 kursi di DPRD. Dengan bekal jumlah kursi terbanyak dan massa yang solid, partai berbasis Islam itu jelas membuat lawan-lawannya berhitung cermat.

Mengacu pada hasil pemilu lalu, sembilan partai punya kursi di DPRD DKI. Tapi hanya tiga di antaranya yang dapat memajukan calonnya sendiri, dengan persyaratan 15% kursi di dewan atau 15% suara perolehan. Mereka adalah PKS (18 kursi), Demokrat (16 kursi), dan PDI Perjuangan (11 kursi). Partai lain mengantongi jumlah kursi minim. Golkar (7 kursi), PDS (4 kursi), PPP (7 kursi), PAN (6 kursi), PKB (4 kursi), dan PBR (2 kursi).

Dengan komposisi seperti itu, kemungkinan akan menghasilkan maksimal lima pasang calon. Selain calon dari tiga partai besar tersebut, dua calon lain adalah dari koalisi Golkar-PDS dan koalisi partai sisanya. Apabila masing-masing partai besar mencalonkan jagonya sendiri, di atas kertas peluang kemenangan terbesar ada pada PKS. Itu karena koalisi terakhir partai-partai gurem akan rentan sekali dipecah.

Hitungan inilah yang memaksa partai-partai non-PKS segera mengambil langkah antisipasi. "Koalisi tetap akan menghasilkan suara lebih besar," kata Ketua DPD Partai Demokrat DKI, Ferrial Sofyan. Pihaknya mengaku sangat terbuka dengan koalisi. "Tidak ada ruginya. Enam belas kursi tetap lebih kecil daripada 27 kursi," katanya. Meski mengantongi 16 kursi pada pemilu lalu, Demokrat tak mau cepat-cepat memunculkan calonnya sendiri.

Sejauh ini, partai-partai masih berniat mengajukan calon masing-masing. Apabila koalisi terbentuk, calon-calon yang ada dikocok ulang. Menurut sumber Gatra, PDI Perjuangan akan mengincar pos khusus calon gubernur. Wakilnya akan diserahkan ke partai lain. "Karena PDI Perjuangan merasa lebih mumpuni dalam pertarungan pilkada DKI," ujar sumber Gatra itu. Konsep koalisi agaknya akan mulus. Hanya saja, katanya, penentuan figur calon akan sangat keras.

Sejauh ini, nama yang dimunculkan partai-partai memang masih berubah-ubah. Sebagian nama calon masih bertaut antara satu partai dan partai lainnya. Partai Demokrat malah baru akan menetapkannya akhir November mendatang. Dan masih akan mengocoknya lagi hingga Januari tahun depan. Sementara ini, yang sudah bergulir sebagai calon dari Partai Demokrat adalah Sarwono Kusumaatmadja, Agum Gumelar, dan Fauzi Bowo. Tak beda jauh dari PDI Perjuangan.

Menghadapi koalisi ini, PKS tak tampak gentar. "Kalau mereka koalisi, kami juga mengarah ke situ," kata Ketua PKS DKI Jakarta, Triwisaksana. Menurut dia, PKS tengah melakukan pembicaraan intensif dengan empat partai lain dengan jumlah kursi yang signifikan. Namun ia menolak menyebut nama-nama partai itu. Yang jelas, jumlah kursinya lebih dari jumlah kursi PDI Perjuangan-Demokrat.

PKS, katanya, berupaya keras menambah dukungan dengan membuat kesepakatan dengan partai lain. "Tak ada cara lain. Inilah yang harus dilakukan menghadapi koalisi pesaing," katanya.

Tak lupa ia mengingatkan, pendekatan langsung ke masyarakat lebih penting. "Karena pilkada mendatang merupakan pilihan langsung," ujarnya. Menurut hitungan dia, apabila empat partai dapat dirangkul oleh PKS, koalisi yang dibentuk lawan akan kocar-kacir. Selain itu, figur calon juga membawa pengaruh besar.

Ia mengaku siap melakukan kontrak politik dengan partai lain. "Itu jauh lebih strategis mencapai tujuan bersama," katanya. Namun ia yakin, PKS juga akan mengambil jatah calon wakil gubernur yang bakal mendampingi Adang Daradjatun. "Karena Adang bukan kader sendiri, perlu pendamping dari jajaran kader," tuturnya. Sejauh ini, sejumlah nama telah dimunculkan, antara lain Menteri Pemuda dan Olahraga Adhyaksa Dault.

Menghadapi peta koalisi yang masih remang, para calon gubernur tampaknya harus sabar. "Saya akan mengikuti perkembangannya," kata Sarwono Kusumaatmadja, yang anggota Dewan Perwakilan Daerah dari DKI itu. Menurut dia, koalisi ini positif karena akan mendongkrak peluangnya memenangkan pilkada. Apakah model ini memerlukan "gizi" lebih banyak? "Sepertinya tidak. Sejauh ini belum ada kabar yang begitu," katanya kalem.

Wacana koalisi tampaknya makin nyata. Menyusul pertemuan Tebet, PDI Perjuangan kembali menggelar silaturahmi lima partai politik tersebut, akhir bulan ini. "Ide ini akan kami matangkan lagi. Tempatnya mungkin di PRJ Kemayoran," kara Eriko. Sejauh ini, gagasan itu memang masih setengah matang. (Gatra.com/Mujib Rahman/231106)

Read More......

Friday, November 24, 2006

Berpartisipasi Dalam Kerja-Kerja Amal Jama'i

(posted in tarbiyah )

Lalu, para Malaikat mendatangi Nabi Adam AS untuk mengetahui sejauh mana ilmunya. Mereka bertanya:"Siapakah namanya, Adam" Jawab Adam:"Hawwa!" Malaikat bertanya:"Mengapa namanya Hawwa" Jawab Adam:"Karena dia dijadikan dari benda hidup" (Tafsir Ibnu Katsir).

Itulah interaksi sosial pertama yang terjadi antara dua manusia. Interaksi sosial merupakan fithrah basyariyah (naluri manusia) yang menjadikan hidup menjadi indah dan lebih bermakna. Keadaan Nabi Adam AS sebelum kedatangan Hawwa digambarkan dalam Tafsir Ibnu Katsir 'berjalan-jalan sendirian dan kesepian'.

Setelah itu, lahirlah keturunan dari Adam dan Hawwa, baik keturunan laki-laki atau perempuan, sehingga jumlahnya menjadi milyaran ummat manusia seperti sekarang ini. Allah Ta�ala berfirman:"Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Rabbmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan isterinya dan daripada keduanya Allah memperkembang-biakkan laki-laki dan wanita yang banyak " (An Nisaa� [4]: 1).
baca
Firman-Nya yang lain:"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku " (Al Hujuraat [49]: 13).

Dengan semakin berkembang biaknya laki-laki dan wanita dalam jumlah yang banyak, menjadi bersuku-suku dan berbangsa-bangsa; maka mau tidak mau, suka tidak suka, manusia akan berinteraksi dengan manusia lainnya. Baik dalam lingkungan yang padat, atau dalam ligkungan yang jarang penduduknya. Keharusan berinteraksi inilah yang menjadikan manusia sebagai makhluq sosial seperti kakeknya terdahulu, Nabi Adam dengan Ibu Hawwa.

Allah Ta�ala berfirman:"Dan bertaqwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahmi. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu" (An Nisaa' [4]: 1).

Dalam firman-Nya yang lain:" menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal " (Al Hujuraat [49]: 13).

Demikianlah, Allah Ta'ala telah menjelaskan kepada kita rahasia penciptaan manusia yang beragam kulit, bahasa, tradisi dan alamnya. Semuanya tidak dalam rangka manusia saling bermusuhan dan menumpahkan darah. Tetapi untuk saling mengenal, saling membutuhkan dan saling mengunjungi. Rasulullah SAW sendiri tidak pernah berupaya merubah nama suku shahabatnya; seperti suku Auz dengan Kazraj, meskipun kedua suku tersebut pernah terlibat peperangan yang lama. Rasulullah SAW tidak merubah kedua nama suku itu, yang dihilangkan bukan namanya, tetapi sikap permusuhan di antara keduanya dan diganti dengan sikap persaudaraan. Demikian pula antara shahabat Muhajirin dan Anshar serta shahabat lainnya. Dan dengan begitu, kehidupan menjadi indah dan menggairahkan.



ISLAM TIDAK ANTI SOSIAL


Rasulullah SAW mengajak ummatnya untuk bergaul dengan masyarakatnya dan bershabar terhadap berbagai macam perilaku mereka. Sabdanya:"Seorang Mu'min yang berinteraksi dengan masyarakat dan bershabar terhadap segala macam cobaan dari mereka lebih agung pahalanya daripada seorang Mu'min yang tidak berinteraksi dan tidak bershabar terhadap cobaan manusia" (HR. Muslim).

Kata 'lebih agung pahalanya' merupakan dorongan Rasulullah SAW kepada ummatnya untuk bergaul atau berinteraksi dengan manusia lainnya. Sedangkan hijrah untuk meninggalkan manusia ramai kemudian menyendiri dalam kehidupan merupakan perkara yang tidak diajarkan dalam Islam, karena Rasulullah SAW telah bersabda:"Tidak ada lagi hijrah setelah penaklukan kota Makkah" (Riyadhush Shalihin). Sebagai gantinya, Islam mengajarkan ummatnya untuk melakukan hijrah ma'nawi atau isolasi mental. Rasulullah SAW bersabda:"Muhajir (orang yang hijrah) adalah mereka yang meninggalkan segala sesuatu yang dilarang oleh Allah Ta'ala" (HR. Muslim).

Dari sabda Rasulullah SAW ini, dapat kita fahami bahwa yang dimaksud hijrah adalah meninggalkan segala sesuatu yang dilarang Allah Ta'ala, tanpa harus berpindah secara fisik. Inilah yang dimaksud dengan hijrah ma'nawiyah atau isolasi mental. Secara fisik bergaul dengan masyarakat ramai, tetapi secara mental meninggalkan kemaksiatan yang mereka lakukan.

Tentu saja, yang dimaknai bergaul dengan masyarakat bukan berarti bergaul secara akrab dengan para pelaku maksiat; sampai memberikan solidaritas dan loyalitas kepada mereka. Karena Rasulullah SAW memberikan peringatan:"Seseorang itu bersama agama temannya. Maka hendaklah seseorang memperhatikan dengan siapa dia berteman" (HR. Abu Daud dan Tirmidzi).

Berarti yang dimaknai bergaul adalah berinteraksi dalam perkara-perkara mu�amalah seperti jual-beli, bertetangga, berteman, berorganisasi atau yang lain; sembari berda�wah untuk mengarahkan mereka terbiasa dengan akhlaq-akhlaq Islami.

Beberapa orang Muslim yang ingin menyendiri dalam kehidupan dan tidak mau bergaul dengan masyarakat ramai mempunyai alasan yang kurang tepat. Beberapa sikap dan pemikiran yang kurang tepat adalah:

1. Belum berda�wah tetapi sudah memvonis

Islam tidak mangajarkan kepada ummatnya untuk menjadi tukang vonis, tetapi Islam mengajak ummatnya untuk menjadi seorang da'i. Allah Ta'ala berfirman:"Maka berilah peringatan, karena sesungguhnya kamu hanyalah orang yang memberi peringatan. Kamu bukanlah orang yang berkuasa atas mereka" (Al Ghaasyiyah [88]: 21-22).

Seringkali kita memvonis masyarakat dengan vonis yang menyakitkan, seperti: sesat, kafir, murtad, ahli neraka dan lain-lain. Sementara kita sama sekali belum berd'awah kepada mereka dengan cara-cara yang diajarkan Rasulullah SAW. Sikap seperti ini meneybabkan terjadi rentangan jarak yang jauh antara kita dengan masyarakat. Atau, menyebabkan kita lebih suka menyendiri daripada bergaul untuk berda'wah.

Tentu saja sikap seperti ini tidak tepat, karena berda'wah itu adalah langkah pertama yang harus dilakukan dalam berhubungan dengan manusia. Dan dengan da'wah pulalah kita bergaul dengan masyarakat ramai. Sedangkan sikap suka menjatuhkan vonis kepada msyarakat bukanlah ajaran Islam, karena Rasulullah SAW bersabda:"Saya tidak diutus untuk menjadi tukang cela, tetapi untuk menjadi pemberi rahmat" (Tafsir Ibnu Katsir).

2. Semua jama�ah dan organisasi Islam sesat dan firqah

Allah Ta�ala berfirman:"Yaitu orang-orang yang memecah-belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka" (Ar Ruum [30]: 32).

Rasulullah SAW bersabda:"Ummatku terpecah menjadi tujuhpuluhtiga firqah, tujuhpuluh dua masuk nerakadan satu yang masuk surga; itulah jama'ah" (HR. Ahmad).

Dalil-dalil di atas atau yang serupa dengannya, seringkali disikapi keliru oleh beberapa gelintir Kaum Muslimin. Sikap yang keliru tersebut adalah:

a. Menganggap seluruh jama'ah Kaum Muslimin adalah sesat dan firqah

b. Menganggap hanya jama'ahnya yang memenuhi kriteria di atas, sehingga hanya jama�ahnya yang berhak masuk surga. Sedangkan jama'ah lain akan masuk neraka.

Kedua sikap ekstrem tersebut tentu saja sikap yang tidak tepat. Karena ayat beserta hadits di atas, atau yang sejenis dengannya, hanya menunjukkan sifat-sifat golongan yang benar atau kelompok yang sesat. Dalil-dalil seperti itu sama sekali tidak menunjukkan suatu nama tertentu. Sehingga setiap kelompok, golongan atau jama'ah yang memenuhi sifat-sifat kebenaran seperti itu masuk dalam golongan yang selamat; apapun namanya. Demikian pula sebaliknya, jika ada kelompok, golongan atau jama'ah yang memenuhi sifat-sifat kesesatan, maka dia akan masuk dalam golongan yang celaka; apapun namanya.

Sehingga, tidak ada organisasi yang benar sendiri tidak pula seluruh organisasi sesat. Kita lihat dulu sifat-sifat organisasi tersebut secara obyektif. Sudut pandang inilah yang Islami dan menghindarkan diri kita dari keengganan untuk bergaul dengan mesyarakat ramai yang mengikuti berbagai macam organisasi.

3. Berinteraksi dengan pelaku maksiat dilarang dalam Islam

Rasulullah SAW pernah bersabda:"Seseorang itu bersama agama temannya. Maka perhatikanlah dengan siapa seseorang itu berteman" (HR. Abu Daud dan Tirmidzi). Dengan sabda Rasulullah Saw ini ada beberapa Kaum Muslimin yang beranggapan bahwa berinteraksi dengan pelaku maksiat itu dilarang.

Tentu saja pemahaman ini tidak seratus persen benar dan juga tidak seratus persen salah. Yang diingatkan Rasulullah SAW adalah pertemanan bukan interaksi. Yang diamksud dengan pertemanan adalah tempat seseorang meletakkan rasa solidaritas, menumpahkan perasaan dan tempat memberikan loyalitas. Pertemana seperti inilah yang harus dijaga tetap dengan orang-orang yang shalih, bukan dengan para pelaku maksiat.

Sedangkan interaksi itu dapat bermakna sangat luas. Karena da'wah itu sendiri adalah sebuah bentuk interaksi terus-menerus antara seorang juru da'wah dengan obyek da'wahnya. Di antara obyek da�wah adalah para pelaku maksiat. Tentu saja, interaksi da'wah dengan para pelaku maksiat bukan dalam rangka pertemanan, yaitu bukan dalam rangka memberikan rasa solidaritas, menumpahkan perasaan serta tempet memberikan loyalitas. Tetapi dalam rangka mengarahkan, meluruskan serta mengurangi intensitas kemaksiatannya.

Seseorang yang menganggap interaksi dengan pelaku maksiat dilarang menyebabkan dia mengambil sikap menyendiri dan menyepi serta mengindarkan diri dari bergaul dengan sesama manusia. Sikap inilah yang tidak tepat.

4. Sekarang ini adalah masa kerusakan

Rasulullah SAW bersabda:"Akan datang suatu masa yang menimpa manusia; tidak ada Islam kecuali tinggal namanya saja, tidak ada Al Qur�an kecuali tinggal tulisannya saja, masjid-masjid mewah tetapi kosong dari petunjuk serta ulama�nya adalah orang yang paling jahat yang berada di bawah langit " (HR. Al Baihaqi).

Hadits di atas serta hadits-hadits yang sejenis dijadikan sebagai alasan oleh beberapa Kaum Muslimin untuk menggambarkan kondisi zaman sekarang ini. Sebagian berpendapat sangat ekstrem , yaitu sekarang adalah zaman paling rusak dan sudah tidak mungkin lagi untuk diperbaiki kembali. Sehingga mereka memilih mundur dan menyepi dari keramaian manusia; dengan anggapan supaya selamat dunia akhirat.

Anggapan seperti ini tentu saja tidak dapat dikatakan benar seratus persen. Karena masih banyak hadits lain yang menunjukkan bahwa akhir zaman ditandai dengan kehadiran Dajjal, Nabi Isa, Imam Mahdi, Ya'juj dan Ma'juj dan lain-lain. Semuanya itu belum terjadi. Belum lagi Rasulullah SAW pernah bersabda:" Kemudian akan datang lagi masa kekhilafahan yang ditegakkan atas dasar-dasar kenabian ketika Allah berkehendak untuk mendatangkannya " (HR. Ahmad). Dan masa kekhilafahan kedua ini juga belum terwujud. Bagaimana bisa bahwa zaman sekarang ini adalah rusak-rusaknya zaman, sementara ciri-ciri akhir zaman belum terwujud.

Anggapan yang keliru seperti ini menyebabkan manusia mengambil sikap yang tidak tepat pula; di antaranya adalah dengan mengasingkan diri dari masyarakat ramai dan hanya asyik dengan dirinya-sendiri.


SIKAP DIRI

Sebenarnya, ada potensi dasar pada diri seseorang yang menyebabkan masyarakat mudah menerima kehadirannya. Beberapa karakteristik dasar tersebut antara lain:

- Penduduk asli lebih diterima daripada pendatang
- Orang tua lebih diterima daripada anak muda
- Keturunan tokoh lebih diterima daripada keturunan orang biasa
- Orang kaya lebih diterima daripada orang miskin
- Orang yang suka memberi lebih diterima daripada orang yang pelit
- Orang yang suka menolong lebih diterima daripada orang yang berat untuk menolong
- Orang yang pandai bergaul lebih diterima daripada tidak suka bergaul

Potensi dasar ini harus senantiasa diupayakan supaya da'wah kepada masyarakat mengalami percepatan yang signifikan. Proses percepatan dapat melalui pernikahan, pelatihan, pendistribusian dana dan lain-lain.

Selain potensi dasar pada diri seseorang, terdapat pula sikap diri yang harus dimunculkan dalam diri seseorang ketika bergaul dengan masyarakat. Sikap diri inilah yang menyebabkan masyarakat lebih mudah menerima kehadiran kita, tidak mempunyai alasan untuk memusuhi serta menyambut da'wah kita atas ijin Allah Ta�ala.

1. Empati sebagai sikap dasar pergaulan

Sikap dasar pergaulan yang ideal adalah empati. Yang dimaksud dengan empati adalah:

a. Memandang manusia dengan kacamata kasih-sayang

Allah Ta�ala mengutus Rasulullah SAW sebagai rahmah (kasih-sayang) bagi seluruh penghuni bumi. Firman-Nya:"Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam" (Al Abiyaa� [21]: 107). Tentua saja kacamata rahmah (kasih-sayang) bersifat universal, yaitu ditujukan kepada seluruh ummat di dunia. Baik yang Muslim atau Non Muslim, bahkan untuk manusia atau binatang, tumbuhan dan benda-benda lain di dunia. Tetapi dalam pembahasan kita kali ini, rahmat itu ditujukan kepada seluruh ummat manusia.

Inilah yang diajarkan Rasulullah SAW kepada Abdurrahman Bin 'Auf ketika dia meminta kepada Rasulullah SAW untuk membalas celaan orang-orang kafir Quraisy. Rasulullah SAW bersabda:"Sesungguhnya aku ini diutus bukan untuk menjadi tukang laknat (tukang cela), tetapi untuk memberikan rahmah (kasih-sayang)" (Tafsir Inu Katsir).

Demikian pula, ketika Rasulullah SAW dilempari batu oleh penduduk Thaif yang membawa kesedihan sangat mendalam di hati beliau. Maka beliau berdo'a:"Ya Allah, ampunilah mereka. Karena sesungguhnya mereka adalah kaum yang tidak mengetahui" (HR. Bukhary dan Muslim).

Begitulah ketika kita berinteraksi dengan masyarakat, kita harus memandang mereka dengan kacamata kasih-sayang, bukan kebencian dan kemarahan. Rasulullah Saw mengingatkan:"Jauhkan dirimu dari sangka-sangka, karena sangka-sangka itu sedusta-dusta berita. Dan jangan meraba-raba dan jangan menyelidiki kesalahan orang " (HR. Muslim).

Segala bentuk perilaku masyarakat, baik yang menyenangkan atau menjengkelkan hati kita, kita sikapi dengan tatapan kasih-sayang. Bukan balas-dendam, kemarahan dan kebencian. Sambil kita berdo'a di hadapan Allah Ta'ala:" Ya Allah, ampunilah mereka. Karena sesungguhnya mereka adalah kaum yang tidak mengetahui"

b. Ikut merasakan alunan perasaan orang lain

Rasulullah SAW mengajarkan kepada seorang Muslim untuk menghargai perasaan orang lain. Perasaan senang, sedih, gembira, kecewa, susah dan lain-lain. Bnetuk penghargaan perasaan kepada orang lain adalah dengan ikut serta merasakan perasaan orang lain. Jika orang lain sedih, kita ikut menampakkan ekspresi kesedihan. Jika orang lain bergembira, maka kita juga semestinya menampakkan ekspresi kegembiraan. Begitu pula dengan perasaan-perasaan yang lain.

Rasulullah SAW bersabda:"Jangan menunjukkan kegembiraanmu dalam kesusahan saudaramu, maka Allah akan menyembuhkan (menyelamatkannya) dan membalas ujian padamu" (HR. At Tirmidzi; Riyadhush Shalihin II, 450).

Tentu saja, sikap ini bukan bertujuan untuk memperparah keadaan. Misalkan seseorang yang bersedih menjadi sedih berkepanjangan, atau seseorang yang bahagia melampiaskannya dengan hura-hura berlebihan. Tetapi sikap ini bertujuan untuk melegakan perasaan seseorang, terutama yang tengah dirundung derita. Karena dalam kesedihannya, masih ada orang lain yang menanggapi dan memberi perhatian kepadanya. Dalam suasana seperti itulah, nasihat yang baik akan lebih menghujam di dalam qalbu.

c. Perhatian

Perhatian adalah sebuah bentuk pencurahan pikiran dan perasaan seseorang untuk kebaikan orang lain. Lawan perhatian adalah cuek dan tidak mau tahu persoalan orang lain. Orang seperti ini, cuek dan tak mau tahu, biasanya cenderung egois atau hanya asyik dengan dirinya sendiri. Terserah saja apa yang terjadi pada orang lain, asalkan tidak menimpa diri saya.

Bentuk perhatian ini tentu saja bukan bertujuan untuk mengorak aib orang lain. Tetapi perhatian adalah lebih bertumpu kepada komitmen seseorang untuk ikut membantu orang lain bergembira dan berbahagia.

d. Basa-basi

Basa-basi yang dimaksud di sini bukan berarti basa-basi tanpa arti. Tetapi basa-basi yang dapat melunturkan rasa dengki dan kemarahan seseorang kepada kita. Selain itu, basa-basi ini memang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Sabdanya:"Janganlah kalian meremehkan sedikitpun kebaikan, meskipun hanya dengan wajah manis ketika bertemu dengan saudaramu" (HR. Muslim).

Di antara bentuk basa-basi itu adalah:

i. Salam

Ucapan salam kelihatannya terkesan hanya sebuah basa-basi. Tetapi sebenarnya, setiap manusia sangat suka menerima salam dari orang lain; karena merasa mendapat perhatian. Rasulullah SAW bersabda:"Demi Dia yang nyawaku berada di tangan-Nya. Kalian tidak akan masuk surga, sampai kalian beriman. Dan kalian tidak akan beriman, sampai kalian saling berkasih-sayang. Maukah kalian saya tunjukkan suatu perbuatan jika kalian lakukan akan tumbuh rasa kasih-sayang di antara kalian? Sebarkanlah salam di antara kalian" (HR. Muslim).

ii. Wajah Manis

Wajah ceria dengan senyum yang tulus merupakan bantuan moril kepada orang lain untuk turut berbahagia menghadapi hari ini. Karena dengan keceriaan wajah dan senyuman kita, seseorang akan terhipnotis ikut bergembira. Untuk itulah Rasulullah SAW berpesan:"Janganlah kalian meremehkan sedikitpun perbuatan yang ma'ruf meskipun hanya dengan berwajah manis ketika bertemu dengan saudaramu" (HR. Muslim).

iii. Jabat-tangan

Jabat-tangan yang ikhlas akan melebur rasa dendam dalam hati dan menggantikannya dengan rasa sayang serta saling memaafkan. Jabat-tangan juga mampu menumbuhkan rasa akrab serta mencairkan ketegangan suasana. Rasulullah SAW bersabda:"Tidaklah dua orang Muslim yang bertemu kemudian berjabat-tangan, kecuali Allah mengampuni dosa di antara keduanya sampai keduanya berpisah" (HR. Abu Dawud).

iv. Memanggil dengan nama yang disukai

Jika kita kenal nama seseorang, kemudian memanggil dengan namanya, maka keakraban akan dengan cepat mudah terjalin. Terlebih lagi, bila kita tahu nama kesukaan seseorang atau nama kebanggaannya, dan kita panggil orang tersebut dengan nama-nama itu; maka perasaan in group akan cepat tumbuh. Yaitu perasaan tidak terpisahkan antara kita dengan dirinya.

Allah Ta�ala berfirman:" dan janganlah kamu panggil-memanggil dengan gelar-gelar yang buruk " (Al hujuraat [49]: 11).

v. Memberi hadiah

Hadiah dapat memupus rasa permusuhan dan menggantinya dengan cinta. Rasulullah Saw bersabda:"Saling bertukar hadiahlah sehingga kalian saling berkasih-sayang" (HR. Muslim).


2. Teladan sebagai contoh praktis kehidupan

Masyarakat sangat tidak menyukai teori dan konsep yang muluk-muluk dan melangit; terutama sekali masyarakat awam. Tetapi masyarakat lebih membutuhkan contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari yang praktis dan aplikatif. Karena itu, teladan merupakan bahasa yang tepat untuk berbicara kepada masyarakat. Pepatah Arab mengatakan:�Bahasa teladan lebih fasih daripada bahasa lisan�.

Misalnya, dalam masalah ibadah; sebelum kita mengajak masyarakat menegakkan shalat, maka harus dimulai dari diri kita untuk senantiasa menegakkan shalat. Kita mencontohkan rapi dan bersih dalam penampilan, pakaian dan rumah tinggal serta kendaraan. Kita mencontohkan senantiasa memulai berbuat baik kepada tetangga dengan menyapa, silaturahmi, memberi hadiah dan yang sejenisnya.

Allah Ta'ala mengecam manusia yang hanya mau berbicara, tetapi tidak berupaya untuk menerapkan ucapannya sendiri dalam praktek amal keseharian. Firman-Nya:"Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakn apa yang tidak kamu perbuat" Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan� (Ash Shaff [61]: 2-3).

Rasulullah Saw berpesan:"Mulailah dari dirimu sendiri!" (HR. An Nasaa�i).


3. Memberi manfaat

Hendaklah kita tidak sekedar mencari keuntungan material dalam berhubungan dengan masyarakat. Segala sesuatu hanya diukur untung-rugi secara ekonomi.

Bila kita berperilaku seperti itu, maka masyarakat akan sulit meraba keikhlasan hati kita dalam bekerja atau dalam berhubungan dengan mereka. Sehingga mereka berhati-hati dalam berhubungan dengan kita, atau bahkan menghindari. Mereka takut menjadi korban materi dalam berhubungan dengan kita.

Sudah semestinya, apabila kita justru berusaha banyak memberi manfaat kepada masyarakat, tanpa terbesit dalam diri kita untuk mendapat ganti; kecuali hanya keridhaan Allah semata. Demikian itulah yang diajarkan Rasulullah SAW dalam hidup bermasyarakat.

Sebelum Muhammad menjadi Nabi, Khadijah RA menceritakan pribadi beliau:�


4. Teguh pendirian

Banyak sekali perilaku masyarakat yang belum sesuai dengan nilai-nilai Islam. Bahkan seringkali perilaku itu telah mengakar dan membudaya dalam sebuah masyarakat. Misalnya sesaji ke kuburan, sesaji setelah bersih desa, minuman keras saat ada hajatan dan lain-lain.

Tentu saja, kita dilarang untuk ikut-ikutan acara haram tersebut dengan alasan untuk bermasyarakat. Bila kita mempunyai kekuasaan di masyarakat, menjadi perangkat desa misalnya; maka kita dapat mengurangi sedikit demi sedkit tradisi tersebut melalui jalur-jalur kekuasaan. Bika kita berani mengingatkan secara lisan kepada mereka, maka dapat menegurnya. Tetapi, apabila kita tidak mampu melakukan keduanya, cukuplah kita memiliki pendirian yang kuat untuk tidak mengikutinya.

Rasulullah SAW bersabda:"Janganlah kalian menjadi orang yang imma�ah (tidak punya pendirian) yang hanya berkata:"Saya bersama masyarakat. Bila masyarakat baik, maka saya juga baik. Demikian pula, jika masyarakat buruk, saya juga buruk". Akan tetapi teguhkan pendirianmu, jika masyarakat berbuat baik, maka berbuat baiklah. Dan jika masyarakat melakukan keburukan, maka tinggalkanlah keburukan mereka" (HR. Muslim).


5. Memaklumi jangan minta dimaklumi

Rasulullah SAW telah menunjuk seluruh Kaum Muslimin sebagai pemimpin dengan sabdanya:� Setiap dari kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggung-jawaban terhadap apa yang dipimpinnya� (HR. Bukhary).

Dengan hadits itu, berarti seluruh Kaum Muslimin adalah pemimpin baik dalam skala yang luas, yaitu memimpin masyarakatnya; dalam skala sedang, memimpin rumah-tangganya; atau dalam skala kecil, yaitu memimpin dirinya sendiri.

Mental khusus seorang pemimpin adalah responsible (tanggung-jawab) dan sense of belonging (rasa memiliki). Dengan dua setting mental inilah seorang Muslim harus bekerja menghadapi masyarakatnya, karena dari sini tumbuh sikap berusaha memaklumi orang lain dan tidak malah meminta untuk dimaklumi.

Tingkah-polah masyarakat yang berada di sekiling kita, kita respon dengan sikap maklum. Sehingga kita mampu menghadapi mereka dengan tenang, tidak emosi serta menghilangkan dendam kesumat dalam jiwa. Jika mereka mencela kita, menghina kita, mencibir atau yang sejenisnya; cukuplah kita berdo�a sebagaimana Rasulullah SAW berdo'a untuk penduduk Tha�if:"Ya Allah ampunilah mereka, karena mereka orang yang tidak mengetahui" (HR. Bukhary dan MUSLIM).



INTERAKSI

1. Heterogenitas adalah anugerah Allah

Heterogentitas merupakan anugerah dari Allah Ta'ala, karena Allah telah berfirman:"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal" (Al Hujuraat [49]: 13).

Sehingga heterogenitas bukanlah sebuah perkara yang harus kita sesali, tetapi justru merupakan hal yang harus kita syukuri. Setiap suku memiliki tradisi dan cara masing-masing; bahkan setiap orang memiliki perilaku masing-masing meskipun mereka adalah suadara kembar. Tidak mungkin semua orang itu baik akhlaqnya serta sehat aqalnya, tetapi ada juga yang rusak moralnya serta kacau aqalnya. Tidak semua orang mudah menerima kebenaran, tidak semua orang berani berjuang di jalan Allah, tidak semua orang terhindar dari kriminalitas dan lain-lainnya.

Semua itu merupakan heterogenitas yang ada di muka bumi,yang harus kita sadari sepenuhnya sebagai anugerah Allah Ta'ala. Sehingga kita tidak mudah sempit dada melihat perbedaan-perbedaan yang tumbuh di antara manusia, atau juga kita tidak cepat merasa putus-asa dengan menjalarnya kemaksiatan dalam tubuh masyarakat kita. Semua itu sudah menjadi hukum alam (sunnatullah) yang memang demikianlah keadaannya.

2. Mengenali obyek da'wah dengan terperinci

Kita harus senantiasa berupaya mengenali obyek da�wah kita dengan teliti. Semakin teliti kita menegnali obyek da�wahkita, semakin tepat kita memberikan therapi kepada mereka, serta semakin kecil tingkat kesalahan kita dalam berhadapan dengan mereka.

Setiap masyarakat memiliki potensi beragam serta tingkat sensitifitas yang berbeda. Permasalahan ini harus kita teliti secara mendalam, sehingga kita dapat menumbuhkan potensi mereka, seiring dengan upaya kita untuk mereduksi perilaku mereka yang negatif.

3. Berbicara sesuai budaya setempat

Setiap kaum memiliki karakter dan tradisi yang berbeda-beda. Dari sisi bahasa, misalnya, setiap kaum memiliki kosa-kata yang bervariasi serta dialek yang beragam. Sesama Bahasa Jawa saja memiliki kosa-kata yang bervariasi serta dialek yang beragam. Antara Bahasa Jawa Timur, Tengah atau Barat terjadi berbagai macam perbedaan. Bahkan antara Bahasa Jawa di Jawa Timur sendiri terdapat berbagai ragam perbedaan. Belum lagi antara Bahasa Jawa dengan bahasa daerah lainnya. Tentu saja terjadi banyak perbedaan. Apalagi antara bahasa nasional dengan bahasa asing.

Seorang da'i akan sangat mudah diterima masyarakat apabila mengenali bahasa mereka dan adat komunikasi antar mereka. Penerimaan secara pribadi ini akan berdampak terhadap penerimaan nilai-nilai yang kita tawarkan kepada mereka, yaitu nilai-nilai Islam. Maka berbicaralah dengan bahasa masyarakat setempat.

Allah Ta�ala telah berfirman:�Kami tidak mengutus seorang Rasul-pun melainkan dengan bahasa kaumnya supaya dia dapat memberi penjelasan dengan terang kepada mereka �� (Ibrahiim [14]: 4).

4. Berbicara sesuai kadar aqal

Kecerdasan setiap orang tentu saja berbeda, demikian pula dengan kecerdasan rata-rata antara masyarakat yang satu dengan masyarakat lainnya. Rasulullah SAW memerintahkan supaya kita berbicara disesuaikan dengan kadar akal masyarakat. Apabila mereka lemah akalnya, maka berbicaralah dengan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti oleh akal mereka. Sebaliknya, apabila kita berbicara dengan masyarakat yang lebi cerdas, maka kita dapat berdiskusi dengan mereka terhadap berbagai hal.

Rasulullah SAW bersabda:�Kami para Nabi diperintahkan supaya berbicara kepada manusia sesuai dengan kadar akal mereka� (HR. Muslim).

5. Tidak mengumbar janji

Janganlah mudah mengumbar janji kepada masyarakat, karena mereka akan menagih janji kita untuk direalisasikan. Jika kita kemudian memenuhi janji kita, mereka akan menganggap sebagai perkara yang biasa; karena memang janji harus ditepati. Sedangkan bila kita tidak mampu menepati janji, maka masyarakat akan mencemooh kita dan tentu saja kredibilitas kita di hadapan mereka akan jatuh-berantakan.

Lain lagi apabila kita tidak berjanji. Apabila kita tidak melakukannya, masyarakat akan maklum, karena memang kita tidak pernah menjanjikannya. Sebaliknya, jika kita memenuhi sesuatu padahal kita tidak berjanji sebelumnya, masyarakat justru akan salut kepada kita.

Untuk itu, fikirkanlah baik-baik sebelum kita menjanjikan sesuatu kepada masyarakat. Allah Ta�ala juga telah berfirman ketika mencirikan orang yang beriman:�Dan orang-orang yang memelihara amanah-amanah (yang dipikulnya) dan janji-janjinya� (Al Mu�minuun [23]: 8)


MUSYAWARAH

Musyawarah merupakan cara penyelesaian masalah di dalam bermasyarakat. Prinsip-prinsip musyawarah alam Islam telah difirmankan Allah Ta�ala:�Maka disebabkan rahmat Allah-lah kamu berlaku lemah-lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya� (Ali Imran [3]: 159).

Dari ayat di atas ada beberapa prinsip musyawarah:

1. Lembut hati

Lembut hati merupakan prinsip pertama di dalam bermusyawarah, terutama untuk pemimpin musyawarah, atau orang yang mempunyai mental pemimpin. Rasulullah SAW bersabda:�Setiap kalian adalah pemimpin� (HR. Bukhary), sehingga kita harus memiliki mental pemimpin pula; yaitu lembut hati dalam berhadapan dengan masyarakat. Terutama sekali ketika bermusyawarah.

Lembut hati tidak semakna dengan tidak memegang prinsip, tidak tegas, pesimis atau rendah diri. Tetapi, lembut hati lebih bertumpu kepada menampilkan segala sesuatu dengan halus, seperti menampilkan ketegasan dengan bahasa yang lembut, mempertahankan prinsip dengan kehalusan dan sejenisnya.

2. Kelembutan hati merupakan rahmat Allah

Kesadaran ini sangat penting, yaitu kelembutan hati itu semata-mata merupakan rahmat Allah ta'ala kepada hamba-Nya; bukan karena kepiawaian seseorang dalam menata hatinya. Perasaan ini penting untuk kita tanamkan dalam diri kita karena:
a. Menghindarkan diri dari rasa sombong dan takabur
b. Menghadirkan kelembutan dengan cara yang disyari�atkan Islam
c. Segala hasilnya dapat kita kembalikan kepada Allah

3. Hindarkan sikap keras dan kasar hati
4. Memaafkan
5. Mendoakan ampun
6. Musyawarah

Ada beberapa prinsip musyawarah:
a. Musyawarah merupakan tempat tertinggi mengambil keputusan
b. Tidak ada musyawarah tandingan yang se-level
c. Habis-habisan dalam musyawarah

7. 'Azzam ketika tercapai kesepakatan
8. Tawakkal terhadap keputusan bersama

Demikianlah upaya kita dalam hidup bermasyarakat dan ikut berperan-aktif di dalamnya. Semoga Allah Ta�ala memberi kekuatan kepada kita untuk merealisasikannya. Amiin �
___
Sumber: PKS-Anz

Read More......

Saturday, November 18, 2006

PKS Gulirkan Program Nasional Ibu dan Anak Sehat

(posted in sekilas info)

Surabaya- Partai Keadilan Sejahtera menggulirkan Program Nasional Gerakan Ibu Sehat, Anak Sehat, Bangsa Kuat. Gerakan ini digulirkan untuk memaknai peringatan Hari Ibu pada bulan Desember nanti.

"Gerakan ini wujud kepedulian PKS atas masih tingginya angka kematian ibu, dan angka kematian bayi. DPP PKS memilih PKS Jawa Timur sebagai pilot project digulirkannya program ini disamping sembilan provinsi lainnya," jelas Ledia.
baca

Ledia melanjutkan program ini mempunyai sasaran untuk membangun kesadaran masyarakat dalam menyosialisasikan Gerakan Sayang Ibu secara berksinambungan. "Bentuk kegiatan yang akan dilaksanakan adalah penyuluhan kesehatan, pemberian makanan tambahan dan zat besi pada ibu hamil dan menyusui, disamping sosialisasi kepada masyarakat berupa pemasangan spanduk berisi informasi seputar Gerakan Ibu Sehat, Anak Sehat, Bangsa Kuat," papar dia.

"Seluruh agenda kegiatan tersebut akan dilaksanakan dalam bentuk Pos Wanita Keadilan yang merupakan program pelayanan dan pemberdayaan masyarakat yang dikelola oleh struktur kewanitaan PKS," tegas Ledia.

Ditambahkan, akan ada 661 titik Pos wanita Keadilan yang melaksanakan gerakan ini secara nasional. PKS Jawa Timur sendiri siap menyukseskan program tersebut dan berencana mendirikan 50 titik Pos Wanita Keadilan yang tersebar di 38 kabupaten/kota se-Jatim. (suaramerdeka.com/181106)

Read More......

Dialog Dengan Ust. Anis Matta : "Dakwah Siyasi dan Kiprah PKS"

(posted in Pengumuman)


Assalamu'alaikum wr wb

Ikhwah fillah, Region1 bersama BHI PIPPKS de
insyaallah akan mengadakan Dialog OnLine (DOL) bersama
Ustadz Anis Matta dengan perincian sebagai berikut:

Waktu:
Minggu, 19 November 2006
18:00 - 20:00

Pembicara:
Ust. Anis Matta Lc
(SekJend DPP PKS)

Tema:
Dakwah Siyasi dan Kiprah PKS

Tempat:
Yahoo! Messenger Conference
Silahkan bergabung ke ID : maemun_fa

Semoga ikhwatifillah dapat mengikuti dan mengambil
manfaat dari acara ini.
Wassalam

PIPPKS Jerman - PIPPKS Region 1

Read More......

Friday, November 17, 2006

Zul Siap Jadikan Banten Beriman Dan Bertakwa

(posted in sekilas info)


Banten - Hari ketiga kampanye, Sabtu (11/11) nampaknya menjadi moment berharga bagi pasangan Zulkieflimansyah- Marissa Haque untuk lebih mengenal para calon pendukungnya.

Calgub dan calwagub yang diusung PKS dan PSI sangat bersemangat menyampaikan visi dan misi di hadapan ribuan warga Pandeglang, yang sejak pagi, setia mengikuti kegiatan berkampanye yang digelar di Alun-alun Kecamatan Cibaliung.

Keduanya berjanji siap menjadikan Banten sebagai daerah yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT. Selain janji peningkatkan kesejahteraan masyarakat Banten, seperti di bidang pendidikan, kesehatan, dan peningkatan infrastruktur.
baca
Sebelum pemaparan visi dan misi di hadapan ribua pendukung, kader dan simpatisan PKS - PSI, Zulkiefli-Marissa yang didampingi mantan Presiden PKS, Hidayat Nur Wahid, Ikang Fauzi (suami Marissa), Gito Rollies (artis) dan mantan Ketua DPW PDIP Banten, Tb Mamas Chaerudin sempat melakukan iring-iringan kendaraan roda empat dan roda dua dari kecamatan Labuan, Sukaresmi, Panimbang, hingga ke lokasi kampanye (alun-alun Cibaliung).

Para pendukung calgub dan calwagub ini cukup bersemangat mengajak masyarakat yang berada di sepanjang jalan untuk mencoblos gambar keduanya. Bahkan tak henti - hentinya, mereka menyeruakan takbir "Allahu Akbar-Merdeka" .

Selain Zul-Marissa, visi dan misi juga disampaikan para juru kampanye calgub dan cawagub ini. Seperti yang disampaikan mantan Presiden PKS Hidayat Nur Wahid. Dalam kampanye, Ketua MPR RI mengajak masyarakat untuk maju. Memilih calon gubernur yang diusulkan PKS dan PSI. Tak hanya itu, Hidayat juga mengajak masyarakat untuk tidak terpengaruh oleh teror pemilu. Seperti intimidasi, manipulasi dan iming-iming uang. "Kekuasan sesengguhnya ada pada rakyat. Makanya kami mengajak rakyat untuk berpikir positif. Pilih calgub dan calwagub yang memiliki visi dan misi jelas. Seperti calgub nomor 4 yang kini sedang diperjuangkan PKS," kata Hidayat.

Begitu juga dengan yang disampaikan Gito Rollies. Ia menyarankan masyarakat untuk tidak salah pilih calgub. Berikan peluang kepada PKS untuk memimpin Banten ke arah yang lebih maju. "Ulah hese-hese milih gubernur mah, coblos nomor opat," kata Gito dengan logat sunda Banten.

Hal yang sama juga diungkapkan Ikang Fauzi (suami Marissa) dan mantan Ketua DPD PDIP Banten Tb Mamas Haerudin. Keduanya saling bergantian mengajak masyarakat agar konsekuen menjadi Banten yang beriman dan bertakwa. (pks-jatiuwung. web.id/zis/141106)

Read More......

Thursday, November 16, 2006

TOL Region 1 : "Evaluasi Ibadah Ramadhan"

(posted in Pengumuman)


Assalamualaikum wr wb.
Ikhwah fillah, sesuai dengan agenda kegiatan Region1, insyaallah akan diadakan Taujih OnLine (TOL) bersama Ustadz dari DPP PKS dengan perincian sebagai berikut:

Waktu:
Sabtu, 18 November 2006
08:00 - 10:00

Pembicara:
Ust. Zahfan Badri
(Ketua Wilayah Dakwah II DPP PKS)

Tema:
Evaluasi Ibadah Ramadhan

Tempat:
Yahoo! Messenger Conference
ID Pengundang : marnelis, hrijzaani

Semoga ikhwatifillah dapat mengikuti dan mengambil manfaat dari acara ini.
Wassalam
PJ - TOL PIPPKS Region 1

Habib Rijzaani

Read More......

Yang Terakhir

(posted in Sastra Islam)

Jay sibuk mengaduk nasi dan ikan buat si Puss, kucing kebun yang beberapa bulan belakangan akrab dengannya. Sebetulnya tadi ia sudah memberi kucing itu makan, tapi tumben si kucing minta nambah lagi. Mungkin sampah hari ini ngga ada yang bisa dimakan si Puss, pikir Jay. Andri baru keluar kamar mandi ketika melihat Jay sedang menjilati jarinya yang belepotan nasi. Sebelum masuk kamar mandi tadi, ia sempat melihat Jay mengelus badan kucing pirang itu dan menyuapkan potongan ikan ke mulut si kucing.

“Jay!! Bukannya antum lagi ngasih makan kucing??!!” seru Andri heran
“Hah!!” Jay menyaut dan diam sejenak. Sejurus kemudian dia memuntahkan nasi yang belum sempat dikunyahnya.

“Oo iya!! Masya Allah akh…ane lupa” jawab Jay nyengir sambil menepuk jidatnya. Tapi sisa-sisa nasi di jarinya menempel di dahinya itu. Andri geleng-geleng kepala melihatnya, ia mafhum kawannya yang satu ini emang kadang kelihatan rada telmi-Jay sendiri loh yang ngaku :p-. Herannya!! telmi-telmi, kemampuan Jay di akademis lumayan oke loh!! Entahlah, hidup memang diliputi misteri. baca

Pantesan antum bisa akrab sama kucing kebun itu Jay…wong makan aja sepiring berdua sama si Puss” kata Andri di teras Setelah Jay selesai memberi makan si Puss

“He he he. Ah antum bisa aja akh…ngga tau yak, ane kok gini amat sih. Daya konsentrasinya lemah, kalo dah ngelakuin hal satu, hal lain bisa kelupaan. Tapi kalau dah serius en konsen ama satu hal, ane bisa ngelarin tugas sebelum dead line loh. Nah, tadi ane kan belom sarapan, eh pas ngasih makan si Puss, ane ikut ngiler. Ha ha ha.” curhat Jay diiringi tawanya yang membuat Andri ikut tertawa.

Memang, seantero penghuni kost ini yang bisa ngelus-ngelus kucing kebun lucu itu cuma Jay aja. Begitu lihat sosok lain datang menghampiri, si kucing langsung gedubrakan lari menjauh. Mungkin hati Jay memang lembut dan benar-benar tulus menyayangi kucing pirang itu, hingga si Puss pun merasa aman dengannya. Inilah salah satu kelebihan saudaraku yang bernama lengkap Zainuddin Amru ini, anak terakhir dari lima bersaudara keturunan jawa. Jay, sesosok pemuda yang halus hatinya. Andri kadang iri atas kelembutan hati saudaranya ini. Itulah yang membuat Andri menyayangi kawan satu kostnya ini.

Akhir-akhir ini Jay agak sedih. Masalahnya si kucing dah jarang minta makan. Sering kali ia mendapati si Puss sedang asyik menggaroti-sejenis-daging di pojok tempat sampah. Hal ini sudah berlangsung selama tiga minggu ini. Yah, mungkin ekonomi para tetangganya kini membaik, jadi lebih sering belanja daging.

*****

Suatu kali, usai sholat lail Jay hendak membuang sampah bekas bungkus makanan semalam. Ketika membuka pintu belakang, ia melihat seseorang di lubang tempat sampah yang hanya sebuah galian tanah berukuran 2x1,5 meter dan dalamnya selutut orang dewasa. Ternyata sosok seorang pemulung. Seumur-umur, baru kali ini ia melihat pemulung bekerja sepagi ini.Wah wah, rupanya para tetangga pun mulai mengkonsumsi makanan kaleng, hingga mengundang pemulung itu mampir di lobang sampah belakang kostannya itu-ngarang!! husnudzon nih ceritanya:D. Bahkan pagi-pagi buta begini sudah pasang aksi. Jay salut melihatnya, semangat pemulung itu seolah menjalar ke dirinya. Ia tersenyum lebar menyambut mentari, yakin harinya bakal penuh semangat pula.

Pemulung itu kaget melihat Jay berdiri di pintu yang jaraknya enam meteran darinya. Jay tersenyum melihatnya, sesaat mereka bertatap mata. Jay kagum melihat rupa pemulung yang sekilas terlihat bersih dan agak ganteng itu terterpa sinar bohlam 15 watt. Si pemulung salah tingkah dan bergegas pergi. Uhuy! Kalah ane ama pemulung, dia aja dah rapi bersih gitu, padahal kerjanya toh membuatnya tetap kotor. Sedang ane yang anak kuliahan belum mandi. Ck…ck…ck…^_^

Paginya Jay tugas nabun* sampah. Kebetulan hari ini ngga ada jam kuliah. Jay mengumpulkan sampah yang berserakan menjadi satu titik di tengah tempat sampah itu. Saat sedang menyapu, Jay melihat sesuatu yang bergumpal menempel di sela-sela sapu lidinya. Jay membetulkan letak kacamatanya, dan memperhatikan dengan seksama, di carinya tempat asal gumpalan merah pekat itu. Kemudian tak jauh dari kakinya, ia menemukan plastik hitam kecil mengeluarkan gumpalan yang agak besar dan merah gelap basah. Ah, ini seperti jeroan ayam atau organ pencernaan tikus, pikirnya. Kebetulan ia pernah melihat tikus terlindas di jalan dan melihat bagian dalamnya. Gumpalan yang ia temukan terasa mirip di matanya, ada ususnya juga, tapi kok ini ususnya gede yak, batinnya. Oh, mungkin itu yang belakangan dimakan si Puss…pikir Jay. Lalu ia pun meneruskan pekerjaaannya.

*****

“Jay, ente besok malem nginep yak?” tanya Andri di kamar ketika melihat Jay merapikan baju ke dalam tasnya.

“Iya nih, ada tugas kelompok buat minggu depannya. Kemungkinan ane nginep dua harian deh akh.” jawab Jay.

“Yahh!! Sepi dong ane, ngga ada antum…” keluh Andri.

“Ah, dua malem aje kok….hehehe” hibur Jay meniru logat betawi. Membuat Andri tak tahan tersenyum lebar lantaran lucu mendengarnya. Jay kan logatnya masih Njawi banget, jadi agak nggak pantes meniru logat betawi yang harusnya rame.

Andri tiduran sambil memperhatikan sahabatnya itu merapikan tasnya. Beberapa menit kemudian, Jay sudah rapi.

“Pamit akh…” kata Jay lembut seperti biasanya.

“Iya…yang kenyang yak kalo makan. Ngga usah malu minta kalo laper.” ledek Andri sembari bangkit. Jay tertawa lembut kepada kawannya yang sudah ia anggap kakak sendiri itu. Tiba-tiba Jay mendekat dan mencium kening Andri sejenak. Dimatanya terlihat air bening akan jatuh dari tebing kelopak matanya.

“Jay…antum baek-baek aje kan…” tanya Andri heran. Jay memang lembut sama teman. Tapi mencium kening baru ia saksikan tadi.

“Ane pernah baca novel, di Mesir itu mencium kening bermakna cinta dan penghormatan, juga rasa sayang. Ana uhibbuka fillah akhi…” kata Jay lembut.

“Ah, antum…bener-bener deh ikhwan mesra. Ane kalo jadi akhwat, bakalan ngejar-ngejar antum Jay” canda Andri.

“Hush!! Sembarangan. Ane normal kok. Entah, ane memang begini. Tapi ane normal kok. Suerr!!” jelas Jay takut di curigai hombreng.

“Iya, ane paham…” lanjut Andri penuh pengertian.

*****

Jam menunjukkan pukul 5 sore ketika Jay sampai di depan gang rumah Handoyo, teman sekelas yang jadi partner tugasnya kali ini. Perjalanan Pondok Cabe-Depok hari ini ternyata cukup makan waktu akibat macet yang keterlaluan. Jay berjalan santai menuju rumah Hando, ketika hendak belok ke tikungan, ia terkejut oleh motor Tiger yang melintas cepat di hadapannya. Uuhh!! Nyaris saja ia tertabrak. Kepalanya reflek mengikuti perginya motor itu, Jay sempat melihat huruf di platnya. Sambil berjalan, Jay beristighfar untuk mengurangi kagetnya barusan. Tak lama ia sudah sampai di depan rumah temannya. Hando sudah menunggu disana.

Usai sholat isya, di jalan pulang dari musholla pandangan Jay terpaku ke sebuah kendaraan di seberang rumah Hando, terlebih lagi huruf di platnya sama dengan yang ia lihat tadi sore.

“Innalillahi…itu kan motor yang nyaris nabrak ane tadi” gumam Jay.

“Nabrak? Ah, dah ngga heran deh. Tuh motor emang suka maen kebut kalo jalan. Apalagi ini kan masih daerah sepi, wajar deh dia ngelenggang kencang” jawab Hando tenang.

“Ohh, gitu ya, iiih… Itu rumahnya?” lanjut Jay

“Bukan deh kayaknya. Tuh rumah, baru penghuninya. Dah hampir dua bulanan ini di tempatin” jawab Hando

“Begitu di tempatin, rumah itu kadang masih rame sampe malem. Jarang-jarang loh disini rumah masih rame sampe tengah malam. Katanya sih saudaranya suka maen kesitu” sambung Hando.

Keduanya pun lantas masuk ke dalam. Jay menoleh sejenak ke rumah ramai tapi terkesan tertutup itu. Lalu menyusul temannya ke kamar.

Malam sudah larut ketika Jay selesai membuat kerangka tulisannya. Hando sudah terlelap kecapean satu jam yang lalu. Dia beranjak ke jendela untuk menutupnya. Saat dia sudah berdiri di ambang jendela, samar-samar terlihat olehnya beberapa orang di seberang rumah Hando. Nampaknya ada yang sedang sakit, seorang wanita berjalan tertatih-tatih ditemani laki-laki yang mungkin suaminya. Wahh, repot juga ya banyak saudara, batin Jay.

Esok harinya pulang dari sholat subuh di musholla, Jay berpapasan dengan orang yang hendak naik Tiger biru di seberang rumah Hando. Pikirannya berkelana mengingat-ingat wajah familiar itu. Jay hanya tersenyum ketika pengemudi itu melihatnya. Sedangkan orang itu memasang muka dingin. Cakep euy, wajahnya terlihat kuning langsat terkena cahaya lampu jalan. Ups!! Wajah itu!!! Sama dengan pemulung di belakang rumah kostnya. Ah masa sih, pemulung punya motor keren gitu, koreksinya lagi. Bukan ah!! bisiknya sendiri. Jay sebel kalo dah mulai berpikiran engga-engga seperti ini.

*****

Siang ini Jay sudah di Cilandak,hendak pinjam buku ke rumah Fariz untuk melengkapi tugasnya. Jay menunggu Fariz di teras, dia heran melihat sesuatu yang dimakan kucing di depannya. Jay mengeong merayu kucing itu agar tak takut dan pergi. Setelah dekat, ia perhatikan seksama gumpalan merah pekat yang sedang di makan kucing itu. Jay teringat daging yang sering dimakan si Puss belakangan ini. Mirip banget! Batin Jay heran.

Jay menyetop angkot yang di naikinya. Baru saja kaki kirinya menginjak aspal, dari arah belakang motor Tiger melintas cepat di depannya. Kepalanya yang sudah terjulur keluar terantuk benda panjang yang dibawa penumpang motor itu. Jay segera berpegang pintu mobil, penumpang lain memekik ngeri. Jay menguatkan pijakannya, lalu membayar ongkos. Sebenarnya pak supir menolak, tapi Jay lebih ngotot bayar. Ia segera menepi. Jay kemudian di antar tukang ojek depan jalan yang masih tetangganya menuju kost.

Anak kostan geger melihat Jay pulang dengan kepala berdarah. Segera masing-masing memberi P3K. Ada yang membawa kapas, betadine, plester, rephanol sampe balsem-emangnya keseleo mas ^_^.

“Innalillahi Jay, gimana ceritanya bisa begini” tanya Andri sedih. Luka di pelipis kiri Jay lumayan serem untuk di pelototin.

“Yah, musibah akh. Ane turun kurang hati-hati mungkin. Jadi keserempet motor lewat.” Jawab Jay pelan. Ia sempat melihat, tadi yang menyerempetnya adalah Tiger biru seperti yang kemarin. Ah, motor seperti itu kan banyak… kata hatinya menghibur diri.

*****

Pondok Cabe Oktober kali ini berduka. Si puss mengeong lapar. Mata seisi kost sembab. Semua terisak menyaksikan berita hari ini.

“Sebuah kasus aborsi terungkap, setelah kaki tangan klinik yang bertugas membuang mayat janin tertangkap karena membunuh seorang pemuda yang dianggap mengetahui praktek mereka. Korban adalah seorang mahasiswa yang sedang membeli obat untuk luka yang disebabkan percobaan pembunuhan sebelumnya.” kata seorang presenter mengawali berita.

“Saya pernah kepergok pas buang cincangan janin di tempat sampah belakang rumahnya. Waktu di rumah bidan Nilam juga pernah pas-pasan, saya kira dia sudah tahu” aku seorang pemuda berwajah dingin yang sedang di interogasi itu.

“Saya dan teman membuntuti dia, kita rencana bunuh sebelum dia lapor ke polisi. Usaha yang pertama gagal, akhirnya kita habisi pas dia lagi keluar sendirian” lanjutnya.

Andri tak tahan melihat acara itu. Segera ia lari ke kamar. Duduk terdiam sendiri.

“ya Allah, Jay…coba waktu itu ane yang beliin ente obat di apotik. Rupanya ciuman itu, tanda kepergianmu…” gumam sesalnya

“Ane pernah baca novel, di Mesir itu mencium kening bermakna cinta dan penghormatan, juga rasa sayang. Ana uhibbuka fillah akhi…” kata-kata Jay masih terngiang di benaknya.

* = membakar

Read More......

Wednesday, November 15, 2006

Qodloya Al Ummah Al Mu’ashiroh (Problematika Ummat Islam Kini)

(posted in Rasmul Bayan)


Mukadimah
Vatiahotis, wartawan far Eastern Economic Review pernah berkata, “Saya sering lupa bahwa saya berada di negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam.” Mengapa? Pertanyaan wartawan tersebut menggelitik bagi kita, mengapa? Karena sebenarnya inti dari jawabannya adalah belum tersosialisasikannya nilai-nilai Islam di masyarakat kita yang mayoritas masyarakatnya adalah Muslim.

Masih jelasnya perbedaan ditengah umat kita dalam memilah-milah perbuatan ini ibadah atau tidak dan sering pula kita mendalami suatu ilmu, ini ilmu agama dan ini tidak. Inilah sebenarnya dibalik kemunduran umat islam. Pemahaman yang tidak utuh, masih seringnya kita beramai-ramai memperbincangkan masalah yang furu’I, masalah yang kecil-kecil, ini mazab saya dan ini tidak, ini Islam tradisional dan ini Islam moderat. Akan tetapi yang lebih penting, bagaimana kita menyelami nilai-nilai Islam dalam semua sisi kehidupan.
baca

Dan ini perlu penggalian konsep-konsep keislaman yang lebih banyak lagi, bagaimana ekonomi islam, manajemen islam, politik islam, pendidikan islam dan sebagainya. Dan ini hanya bisa kalau kita mau memperluas wawasan kita dan menunut ilmu dengan lebih tekun lagi, belajar, belajar, dan belajar. Dan inilah saatnya zaman kebangkitan Islam. Insya Allah.

”Tak akan mengenal Islam seseorang, jika ia tidak mengenal jahiliah.”

Sebuah ungkapan yang mungkin akrab di telinga kita. Namun yang menjadi masalah adalah kita belum memahami secara mendalam arti dari kejahiliahan itu sendiri. Banyak orang yang beranggapan bahwa jahiliyah hanya dating sebelum Islam di Jazirah Arab. Sehingga jahiliah ditentukan dengan sebuah kondisi masyarakat yang pernah ada sebelum Nabi Muhammad diangkat menjadi rasul. Hal inilah yang menyebabkan banyak orang keberatan jika kondisi sekarang disebut jahiliah modern, padahal jika diamati kondisi sekarang tak ubahnya seperi kondisi yang terjadi di masa jahiliyah di zaman sebelum Rasulullah diturunkan.

Pada zaman ketika Islam belum turun (di Jazirah Arab) kita bisa melihat realitas kehidupan yang pekat dengan warna jahiliah. Kejahiliahan yang terjadi pada masa pra Islam (di Jazirah Arab0 merupakan kejahiliahan yang disebabkan oleh kebodohan, yaitu belum mengenal hakikat Tuhan, mereka mencari Tuhan dengan mewujudkan Tuhan dalam bentuk berhala atau apa saja, pada masa itu idak ada tata social sehingga kerusakan timbul di mana-mana. Pembunuhan, perzinaan, dan mabuk-mabukkan bukanlah hal aneh di zaman itu, fanatisme tokoh dan kabilah (suku/ras) yang akhirnya berakhir pada peperangan menjadi kemestian. Kerusakan moral yang terjadi saat itu terjadi secara vulgar tanpa kemasan apa pun.

Berbeda di zaman sekarang, yang manusia saat ini bangga dengan peradaban dan beradab. Kebrobokan moral dan kebodohan terbungkus oleh kemasan kebohongan yang indah. Sekarang kita lihat kecanggihan teknologi semakin menjauhkan pada hakikat penciptaan dari Allah Swt., atas nama seni para wanita bertelanjang ria, atas nama ketertiban masyarakat, pelacuran diteribkan lewat pembangunan lokalisasi, dan demi pemasukan negara (pajak), minuman keras menjadi legal dan halal bagi mereka yang berkantung tebal dan lemah iman. Peperangan sengaja diletuskan agar persenjataan laku, nasionalitas yang sempit mnjadikan negara satu dengan yang lain saling berperang.

Begitulah fenomena kejahiliahan yang terjdi pada masa pra-Islam yang ternyata juga terjadi di masa kini, di mana manusia (baca kita) mengaku sebagai bangsa yang beradab.

Kejayaan Islam
Sejak diutusnya Nabi Muhammad sebagai rasul, Nabi Muhammad menanamkan, menata dan memperbaiki umat saat iu dengan ajaran Islam, hingg kerusakan Akidah dan moral umat saat itu berubah pada kemulaan, dakwah Rasulullah tersebut diteruskan oleh para sahabat (Khulafaurasyidin). Mulai pada masa Khalifah Umar bin Khatab, Islam telah berkembang sampai ke Persia, Syam dan Maroko. Masyarakat muslim saat iu benarbenar merasakan keadilan Islam saat itu.

Dan Islam semakin berkembang setelah itu yaitu dibawah naungan bani Umayah dan bani Abasiah yang kemudian diteruskan oleh Khilafah Turki Utsmani. Di bawah naungan bani Umayah dan bani Abasiah Islam mencapai puncak kejayaan, wilayah Islam yang terbentang dari Arab, Persia, Romawi, Eropa, dan daratan Asia di bawah naungan Islam selama empat abad. Islam saat itu benar-benar tergambr di seluruh aspek kehidupan.

Hukum Islam tegak, kehidupan masyarakat tertata rapi, bangunan mesjid berdiri megah, pusat-pusat kesehatan bertebaran di mana-mana, pusat-pusat keilmuan berdiri di setiap sudut kota. Hajad hidup rakyat berupa pendidikan dan kesehatan diperoleh secara gratis, biaya ditanggung oleh khalifah Islam saat itu.

Pada sat yang sama Eropa sedang tertidur lelap oleh doktrin-doktrin gereja. Apalagi saat itu muncul fatwa gereja (700 M) yang meramalkan akan terjadi kiamat pada tahun 1000 M. Akibatnya fatal, Eropa menjadi benua yang mati. Perkembangan peradaban Islam masa itu mulai masuk ke Eropa dan mulai membuka mata orang Eropa (baca Kristen). Masa bangkitnya orang Eropa saat itu sering disebut dengan masa Renaisance. Kebangkitan dilandasi pada dua hal yaitu: Keinginan mengembalikan kejayaan Yunani (paganisme) dan Romawi (filsafati).

Rasa dendam terhadap pemimpin gereja yang dianggap telah membohongi dan dendam terhadap umat Islam yang telah menghancurkan peradaban Yunani dan Romawi.
Dengan latar belakang di atas, akhirnya eropa mendapat kejayaan kembali dengan meninggalkan gereja (berketuhanan) dan memusuhi umat Islam yang telah mengajari mereka (baca Eropa) tentang peradaban, sehingga memunculkan perang yang berkepanjangan sampai sekarang.

Keruntuhan Islam
Dari uraian di atas kejayaan umat Islam di atas kita ketahui berama bahwa Islam tegak dan jaya hingga mampu menebar rahmat di seluruh alam semesta ini dengan menjalankan Al-Qur’an dan Sunah Rasul, hingga peradaban tegak di atas Akidah yang kukuh dihiasi indahnya akhlak umatnya. Sudah menjadi fitrah manusia yang selalu terlena, oleh nikmat dunia dengan harta dan kekuasaan, dibalik kejayaan Islam saat itu ternyata umat Islam terlena hingga lambat laun jauh dari Al-Qur’an, mereka saat itu tenggelam oleh kemewahan harta dan perebutan kekuasaan.

Perang Salib yang terjadi sampai tujuh kali yang berlangsung selama hampir satu abad selalu dimenangkan oleh umat Islam, karena pada saat itu umat Islam masih berpegang pada Al-Qur’an sekalipun saat itu kekuatan Nasrani dan Yahudi bersatu utuk memadamkan cahaya Islam. Puncak kekalahan umat Islam adalah terjadinya peristiwa bersejarah pada tanggal 3 Maret 1924, Khalifah Turki Uutmani telah dihapuskan oleh umat Islam sendiri (Musthofa Kemal Pasha).

Turki saat itu sebagai symbol kekuatan Islam, runtuh digantikan dengan system Barat yang dianggap lebih modern dan maju yaitu dengan merunuhkan pelaksanaan ajaran Islam. Saat ini di Turki sekolah Islam ditutup, simbol-simbol Islam (jilbab, bahasa Arab, mesjid, dll) dihapus. Dengan cara inilah umat Islam akhirnya terkalahkan, terbukti saat ini umat Islam telah jauh dari ajaran Islam sehingga mereka kehilangan identitasnya sebagai Muslim. Islam hanyalah sekedar symbol, Islam identik dengan kebodohan, kemiskinan, dan terpecah-belahnya negeri Islam.

Dari fenomena yang terjadi, penyebab runtuhnya bangunan umat Islam ternyata tidak hanya karena serangan dari kaum kafir saja akan tetapi juga karena semakin lemahnya umat Islam dalam berinteraksi dengan ajaran Islam yang dianutnya, berikut yang menyebabkan lemahnya umat Islam saat ini:

1. Kondisi umat Islam dewasa ini memprihatinkan. Sebagian umat Islam telah jauh dari nilai-nilai Al-Qur’an dan sunah sehingga kehilangan identitasnya sebagai seorang Muslim. Mereka tidak lagi merasa bangga terhadap keislamannya, namun justru merasa aneh ketika melihat saudaranya yang taat menjalankan perintah agamanya dan memiliki komitmen terhadap keislamannya.

Dan yang lebih memprihatinkan lagi sebagian dari mereka (umat Islam) tidak memahami Islam itu sendiri, yang mempunyai sifat menyeluruh, meliputi segala aspek kehidupan. Islam hanya dipandang sebagai ritual ibadah, identik dengan masjid, pengajian, dan sebagainya, yang semuanya identik dengan kelemahan, kebodohan, dan kemiskinan. Akibatnya umat Islam benar-benar terjebak dalam kondisi kerusakan.

Diantara hal-hal yang menjadi penyebab kerusakan umat adalah:

a.Umat Islam zholim dari Al-Qur’an dan sunah.
Sebagian besar umat Islam saat ini tidak menjadikan Al-Qur’an sebagai petunjuk hidupnya. Al-Qur’an tidak dibaca dan tidak dijaikan rujukan dalam kehidupan sehari-hari. Akibatnya berbagai kerusakan dan kemunduran terjadi dalam tubuh umat tanpa bisa dibendung. Sat ini sangat sedikit di antara umat Islam yang membaca Al-Qur’an dan konsisten membacanya. Diantara yang membacanya, sangat sedikit pula yang mengamalkannya. Kebanyakan umat jahil dari Al-Qur’an, bahkan berpaling kepada berbagai ideology yang bertentangan dengan nilai-nilai Islam.

b.Umat Islam terkena penyakit wahn.
Yaitu cinta dunia dan takut akan maut (kematian), ini dapat dilihat dari umat yang mempunyai pola pikir materialistis, praktis dan hedonis jauh dari orientasi akhirat (Q.S. 9:38-41 dan Q.S. 4:77-78)

c.Tidak ada ukhuwah kecuali sedikit.
Kepedulian tehadap sesama umat Islam sangat kecil. Umat di satu negeri hampir-hampir tidak mempedulikan keadaan saudaranya di negeri lain. Umat terkena pula penyakit ananiyah (egois). Baginya, keselamatan diri dan keluarga yang penting, orang lain belakangan. Padahal Rasulullah bersabda : “ Tidak beriman salah seorang kamu hingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.”

Akibatnya, umat sangat lemah. Musuh-musuh Islam dengan mudah menjajah dan menindas umat Islam, karena umat Islam di berbagai negeri hampir tidak saling peduli atau menolong bila sebagian ditimpa kesulitan.

2. Pihak di luar Islam (kafir) yang tidak menghendaki Islam
Yaitu adanya invasi pemikiran. Kekalahan beruntun pasukan kaum kafir dalam perang salib memberikan pelajaran kepada mereka untuk mencari strategi lain yang lebih jitu untuk memerangi kaum muslimin. Karena itu, kaum kafir saat ini menyerang kaum muslimin dari sisi aqidah dan akhlak. Setelah rusak aqidah dan akhlaknya, mudahlah bagi kaum kafir untuk mengendalikan kaum muslimin. Target akhir dari invasi pemikiran adalah agar kaum muslimin memberikan loyalitasnya kepada kaum kafir.

Untuk mengubah wajah umat Islam yang suram diperlukan dakwah islamiyah untuk menyingkirkan penyakit dalam tubuh umat Islam. Hingga umat Islam menyadari tugas dan fungsinya yang harus dijalankan di muka bumi ini. Dakwah Islamiyah dengan membina kembali umat Islam (tarbiyah islamiyah) umat Islam memahami Islam secara integral (menyeluruh), tidak sekedar symbol tanpa makna.

Solusi permaslahan tersebut harus dimulai dengan memperbaiki diri sendiri dan beberapa hal yang harus diupayakan adalah:

1.Kembali kepada Al-Qur’an dan sunnah sebagai pedoman hidup dengan membaca, mentadabburi, dan mengamalkannya.
2.Membersihkan diri dari penyakit wahn dengan menanamkan niat yang kuat untuk berjuang di jalan Allah.
3.memeperkuat ukhuwah Islamiyah mulai dari lingkungan yang kecil.
4.Mempelajari konsep-konsep Islam agar terhindar dari invasi pemikiran.
(harokah.blogspot.com)

Read More......

PKS Jakarta Siapkan Lima Ribu Kader Kesehatan

(posted in sekilas info)

Jakarta (14/11) - PKS Jakarta menyiapkan program yang bertujuan meningkatkan pelayanan pada masyarakat khususnya di bidang kesehatan dengan dukungan 5000 Kader Kesehatan PKS. Menurut Ketua Deputi Kesehatan dan Sosial, DPW PKS DKI Jakarta, drg Wahyu, PKS DKI Jakarta akan menyelenggarakan pelatihan untuk kader awam kesehatan tentang penanggulangan demam berdarah dan pelayanan kesehatan masyarakat. Diharapkan dari pelatihan tersebut akan diperoleh SDM-SDM yang mampu menjadi tenaga penyuluh kesehatan di wilayah masing-masing. Program ini sekaligus dalam rangka menyambut Hari Kesehatan Nasional pada 12 November lalu. baca

Puncak dari kegiatan pelatihan di seluruh DKI, dikatakan Wahyu adalah Apel Siaga 5000 kader kesehatan PKS. ”Direncanakan pada bulan Desember 2006 pelantikan terhadap kader kesehatan PKS se-Jakarta dapat dilakukan,” urai Wahyu. Masih menurut pria yang juga peneliti ini, selain menjadi penyuluh nantinya peserta pelatihan yang dilangsungkan pada 19 November 2006 ini, diharapkan juga mampu menjadi penyampai informasi mengenai program-program kesehatan masyarakat yang penting.

Wahyu menambahkan, sebenarnya dana yang dikucurkan untuk sektor kesehatan oleh pemerintah cukup banyak, namun karena tidak tersosialisasi masyarakat belum banyak yang memanfaatkannya. Pelatihan untuk tenaga awam kesehatan ini dibuat secara berjenjang, dimulai dari kader di Kotamadya, Kecamatan hingga tingkat Kelurahan atau di struktur pengurus ranting.

Program lain yang telah disiapkan PKS DKI Jakarta adalah pelatihan kesehatan untuk tenaga-tenaga terampil, seperti kepanduan dan tenaga kesehatan. Dari pelatihan ini, kader-kader yang telah mengikutinya akan menjadi ujung tombak PKS Jakarta dalam penanggulangan bencana. Selain itu, para kader terampil ini juga bisa menjadi cadangan sukarelawan pada bencana-bencana nasional, meskipun hal itu tidak diharapkan terjadi.(humas)

www.pks-jakarta.or.id

Read More......