Thursday, October 19, 2006

Khutbah Ied : Selalu Kuat Dihadapan Musuh Abadi

(posted in makalah)

Allahu Akbar 3X Walillahilhamdu.
Kaum Muslimin Yang Dimuliakan Allah Swt.

Pagi ini kita menyatukan dua perasaan sekaligus pada jiwa kita masing-masing yakni sedih dan gembira. Berakhirnya Ramadhan yang memang tidak bisa kita cegah membuat kita amat bersedih, sedih bukan karena pakaian baru belum kita miliki, bukan karena makanan lebaran tidak ada atau sedih karena tidak bisa pulang kampung menemui keluarga, tapi sedih karena rasanya belum optimal kita membina diri melalui ibadah Ramadhan, namun ia terasa begitu cepat berlalu dan belum tentu Ramadhan tahun yang akan datang bisa kita dapatkan lagi oleh karena kita tidak tahu apakah umur kita masih sampai pada Ramadhan tahun yang akan datang atau tidak, apalagi sudah terbukti ada diantara keluarga, saudara, teman dan jamaah kita yang sudah terlebih dahulu meninggalkan kita untuk menghadap Allah swt, semoga Allah mengampuni dan membahagiakan mereka dalam kehidupan di akhirat.

Meskipun demikian, kitapun amat bersyukur dan bergembira karena dengan ibadah Ramadhan yang telah kita laksanakan dengan sebaik mungkin mudah-mudahan bisa menjadi sebab diampuninya dosa-dosa kita dan kitapun kembali pada kesucian seperti saat baru dilahirkan oleh ibu yang tanpa dosa dan memiliki warna tauhid yang mantap. baca

Shalawat dan salam kita sampaikan kepada Nabi kita Muhammad saw beserta keluarga, sahabat dan para pengikutnya yang setia hingga akhir nanti.

Allahu Akbar 3X Walillahilhamdu.
Kaum Muslimin Rahimakumullah.

Ibarat perang, melalui ibadah Ramadhan yang kita laksanakan dengan baik pada siang dan malamnya, maka pertarungan dengan syaitan telah kita menangkan sehingga karena masing-masing umat Islam berpuasa dan mengendalikan diri, maka syaitan merasa ia terbelenggu dan tidak berdaya dihadapan manusia. Namun jangan anggap pertarungan ini telah berakhir dan syaitan menyerah begitu saja, ia masih akan terus bekerja keras untuk menggoda dan menyesatkan manusia, karenanya Allah swt mengingatkan kita semua dengan firman-Nya:

Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu.(QS 2:208).

Sebagaimana kita ketahui, syaitan telah bertekad untuk menggoda dan menyesatkan manusia dengan berbagai cara. Ini diceritakan oleh Allah di dalam Al-Qur’an:

Iblis berkata: “karena Engkau telah menghukum saya tersesat, maka aku akan menghadang mereka dari jalan-Mu yang lurus, kemudian akan kudatangi mereka dari depan dan dari belakang, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan akan Kau dapati kebanyakan mereka tidak bersyukur (QS 7:16-17).

Abdullah bin Abbas atau yang lebih dikenal dengan Ibnu Abbas ra, sahabat yang ahli tafsir seperti yang dikutif oleh Ibnu Katsir dalam tafsirnya menyebutkan empat strategi syaitan dalam menyesatkan manusia:

Pertama, menggoda dari depan dengan menanamkan keraguaan tentang kehidupan akhirat, akibatnya manusia tidak memiliki persiapan untuk menghadapi hari akhirat dengan amal shaleh yang banyak sehingga akan memperoleh azab, Allah berfirman:

Dan sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat, Kami sediakan bagi mereka azab yang pedih (QS 17:10).

Salah satu bahaya dari tidak beriman pada kehidupan akhirat adalah memandang baik perbuatan yang buruk, Allah Swt berfirman:

Sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman kepada negeri akhirat, memandang indah perbuatan-perbuatan mereka (yang buruk), maka mereka bergelimang (dalam kesesatan). (QS 27:4).

Kedua, menggoda manusia dari belakang dengan menumbuhkan rasa terlalu cinta terhadap dunia. Ini merupakan salah satu penyakit terbesar dari manusia termasuk umat Islam, bahkan hal ini bisa menghilangkan kekuatan umat sehingga umat ini seperti makanan lezat yang diperebutkan orang yang lapar, ini akan menghasilkan penyesalan yang amat dalam, Allah Swt berfirman:

Dan pada hari itu (kiamat) diperlihatkan neraka jahannam; dan pada hari itu ingatlah manusia akan tetapi tidak berguna lagi mengingat itu baginya. Dia berkata: “alangkah baiknya sekiranya dulu aku mengerjakan (amal shaleh) untuk hidupku ini”. Maka pada hari itu tidak ada yang menyiksa seperti siksa-Nya, dan tiada seorangpun yang mengikat seperti ikatan-Nya (QS 89:23-26).

Ketiga, syaitan menggoda dari sebelah kanan dengan menanamkan keraguan terhadap syari’at, ini mengakibatkan manusia menjadikan kehidupan agama sebagai persoalan sepele saja, bahkan agama dengan segala hukum-hukum yang terkandung di dalamnya dianggap sebagai permainan saja, Allah berfirman:

Janganlah kamu jadikan hukum-hukum Allah permainan, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu dan apa yang telah diturunkan Allah kepadamu yaitu Al kitab dan Al hikmah, Allah memberi pengajaran kepadamu dengan apa yang diturunkan-Nya itu. Dan bertaqwalah kepada Allah serta ketahuilah bahwasanya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu (QS 2:231).

Karena itu, Allah swt mengingatkan kita semua untuk komitmen kepada syariat yang datang dari Allah swt sebagaimana firman-Nya:

Kemudian kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan) dari urusan (agama itu), Maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak Mengetahui.(QS 45:18).

Keempat, yang merupakan upaya menyesatkan manusia dari belakang yakni merangsang manusia untuk berbuat maksiat sehingga kemaksiatan dan dosa dianggap sebagai sesuatu yang menyenangkan, indah, menguntungkan dan membahagiakan, Allah Swt berfirman:
Maka apakah orang yang dijadikan (syaitan) menganggap baik pekerjaannya yang buruk lalu dia meyakini pekerjaan itu baik (sama dengan orang yang tidak ditipu oleh syaitan)?. Maka sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya dan menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya (QS 35:8).

Allahu Akbar 3X Walillahilhamdu.
Jamaah Shalat Ied Yang Berbahagia.

Syaitan yang telah bertekad dan berdaya upaya siang dan malam untuk menyesatkan manusia telah menyebabkan manusia betul-betul berada di jalan yang sesat, bahkan menjadi sekutu syaitan dalam menyesatkan manusia yang lain. Namun, tidak semua manusia mau begitu saja menyerah dan tunduk kepadanya. Karenanya, syaitan sendiri merasakan dan mengakui bahwa pada orang tertentu iapun sebenarnya tidak berdaya dalam upaya menyesatkan mereka. Orang-orang nampak begitu kuat dihadapan musuhnya yang abadi. Paling tidak, syaitan mengakui dan merasakan bahwa ia tidak berdaya dihadapan empat kelompok orang. Bila kita ingin menjadi kuat dihadapan syaitan, maka empat hal ini harus kita miliki.

Pertama, Orang Yang Beriman. Memiliki iman yang sebenar-benarnya merupakan senjata ampuh untuk menghadapi syaitan dengan segala godaan-godaannya. Hal ini karena yang tidak mau tunduk kepada kehendak-kehendak syaitan adalah orang-orang yang memiliki iman yang kokoh sehingga jalan yang ditempuhnya adalah jalan hidup yang Islami. Penegasan Allah swt bahwa syaitan tidak berdaya dihadapan orang beriman disebutkan dalam firman-Nya:

Sesungguhnya syaitan itu tidak ada kekuasaannya atas orang-orang yang beriman dan bertawakkal kepada Tuhannya. (QS 16:99).

Kedua, Orang Yang Bertawakkal. Disamping tidak berdaya dihadapan mukmin yang sejati, pada ayat di atas disebutkan bahwa syaitan juga tidak berdaya dihadapan orang yang bertawakkal kepada Allah swt dalam segala aspek kehidupan yang dijalaninya. Secara harfiyah, tawakkal berasal dari kata wakala yang artinya menyerahkan, mempercayakan atau mewakili urusan kepada orang lain. Tawakkal adalah menyerahkan segala perkara, ikhtiar dan usaha yang dilakukan kepada Allah Swt serta berserah diri sepenuhnya kepada-Nya untuk mendapatkan kemaslahatan atau menolak kemudharatan. Tawakkal merupakan salah satu ciri orang yang beriman, bahkan menjadi pekerjaan hati manusia dan puncak tertinggi keimanan sebagaimana disebutkan dalam firman Allah Swt:

Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhanlah mereka bertawakkal (QS 8:2).

Manakala manusia bertawakkal kepada Allah, syaitan memang menjadi semakin tidak berdaya dihadapannya, karena Allah swt semakin mencintai orang itu, karenanya mana mungkin orang yang dicintai Allah swt bisa digoda dan disesatkan oleh syaitan. Kecintaan dari Allah Swt yang amat kita dambakan itu memang akan peroleh manakala kita bertawakkal kepada-Nya, Allah Swt berfirman:

Maka disebabkan rahmat dari Allahlah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya (QS 3:159).

Karena Allah swt sudah menunjukkan kecintaan-Nya kepada orang yang bertawakkal, maka semakin kecil kemungkinan syaitan bisa menggoda dan menyesatkan manusia karena orang yang demikian sudah disediakan tempatnya di surga dengan segala kenikmatannya, ini merupakan kebahagiaan tersendiri bagi orang yang bertawakkal dengan segala persoalan yang dihadapinya dalam kehidupan di dunia, Allah Swt berfirman:

Dan orang-orang yang beriman serta mengerjakan amal-amal yang shaleh, sesungguhnya akan Kami tempatkan mereka pada tempat-tempat yang tinggi di dalam surga, yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, mereka kekal di dalamnya. Itulah sebaik-baik pembalasan bagi orang-orang yang beramal, (yaitu) yang bersabar dan bertawakkal kepadan Tuhannya (QS 29:58-59).

Ketiga, Orang Yang kuat bagi syaitan adalah yang Ikhlas. Secara harfiyah, ikhlas artinya bersih, murni dan tidak ada campuran. Maksudnya adalah bersihnya hati dan pikiran seseorang dari motif-motif selain Allah dalam melakukan suatu amal. Orang yang ikhlas adalah orang yang melakukan sesuatu karena Allah dan mengarapkan ridha Allah Swt dari amal yang dilakukannya, inilah amal yang bisa diterima oleh Allah Swt. Dalam suatu hadits, Rasulullah Saw bersabda:

Allah tidak menerima amal, kecuali amal yang dikerjakan dengan ikhlas karena Dia semata-mata dan dimaksudkan untuk mencari keridhaan-Nya (HR. Ibnu Majah).

Sejak awal syaitan memang sudah mengakui dihadapan Allah swt bahwa ia tidak berdaya dihadapan orang yang ikhlas karena Allah dalam menjalani ini, hal ini diceritakan Allah dalam firman-Nya:

Iblis berkata: "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau Telah memutuskan bahwa Aku sesat, pasti Aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan ma'siat) di muka bumi, dan pasti Aku akan menyesatkan mereka semuanya, Kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis di antara mereka" (QS 15:39-40, lihat pula QS 38:82-83)

Pengakuan syaitan yang tidak berdaya atau tidak punya rasa percaya diri yang tinggi dihadapan orang-orang yang ikhlasan karena mereka adalah orang-orang yang mampu menunjukkan keimanan yang sempurna, karena hakikat iman adalah mengakui Allah Swt sebagai Tuhan sehingga kita bersikap dan bertingkah laku karena-Nya, Rasulullah Saw bersabda:

Barangsiapa memberi karena Allah, menolak karena Allah, mencintai karena Allah, membenci karena Allah dan menikah karena Allah, maka sempurnalah imannya (HR. Abu Daud).

Karena begitu penting keikhlasan untuk kita miliki, maka selalu memohon pertolongan kepada Allah Swt agar terjaga kebersihan hati dari hal-hal yang bisa mengotorinya menjadi amat penting, karenanya setiap hari Rasulullah Saw berdo’a:

Ya Allah, sesungguhnya kami berlindung kepada-Mu dari mensekutukan-Mu, sesuatu yang kami tidak mengetahuinya dan kami memohon ampunan kepada-Mu dari sesuatu yang kami tidak mengetahuinya.

Keempat, Orang Yang kuat dihadapan syaitan adalah yang selalu Berdzikir kepada Allah swt. Meskipun seseorang telah berusaha untuk menjadi orang yang bertaqwa, tetap saja ia manusia biasa yang mungkin saja melakukan kesalahan, namun kesalahan itu tidak sampai menjadi karakter dirinya sehingga ia segera ingat kepada Allah dan menemukan kesalahan dirinya yang membuatnya bertaubat, ini merupakan ciri orang bertaqwa yang membuat syaitan tidak berdaya untuk terus menyesatkan manusia. Karena itu, dengan berdzikir kepada Allah Swt, seseorang bisa membedakan mana yang haq dan mana yang bathil sehingga ia tidak jadi melakukan kesalahan atau segera menghentikan kesalahan yang dilakukannya, Allah Swt berfirman:

Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa, bila mereka ditimpa was-was dari syaitan, mereka ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya (QS Al A’raf, 7:201).

Oleh karena itu, menjadi amat penting bagi kita untuk selalu berdzikir kepada Allah dalam berbagai keadaan dan sebanyak-banyaknya, itu sebabnya hanya perintah dzikir kepada Allah yang menggunakan kata katsiyra (banyak) yang disebutkan di dalam Al-Qur’an, Allah swt berfirman:

Hai orang yang beriman, berdzikirlah kamu kepada Allah, dzikir yang sebanyak-banyaknya (QS 33:41).

Manakala manusia sudah selalu berdzikir kepada Allah swt, maka syaitan yang tidak berdaya itu mundur dan menjauh dari upaya menggoda dan menyesatkan, namun bila manusia lupa dari mengingat Allah, maka syaitan akan menggoda lagi, Rasulullah saw bersabda:

Syaitan itu mencaplok hati putera-puteri Adam, apabila ia mengingat Allah, maka syaitan mengerut di sisinya dan apabila ia lupa kepada Allah, maka syaitan mencaplok hatinya (lagi). (HR.Hakim dari Anas ra).

Dengan demikian, sebagai makhluk yang harus selalu bergantung dan berlindung kepada Allah swt, dalam menghadapi syaitan setiap kita memang harus berlindung kepada-Nya sehingga untuk membaca Al-Qur’an yang sudah jelas-jelas baik saja kita masih harus berlindung kepada Allah dari godaan syaitan, apalagi untuk melakukan hal-hal lain. Bila tidak, maka bisa jadi syaitan akan turut serta dalam urusan-urusan kita.

Akhirnya marilah kita tutup khutbah Ied kita pada hari ini dengan sama-sama berdo’a:

Ya Allah, tolonglah kami, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi pertolongan. Menangkanlah kami, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi kemenangan. Ampunilah kami, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi pemberi ampun. Rahmatilah kami, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi rahmat. Berilah kami rizki sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi rizki. Tunjukilah kami dan lindungilah kami dari kaum yang dzalim dan kafir.

Ya Allah, perbaikilah agama kami untuk kami, karena ia merupakan benteng bagi urusan kami. Perbaiki dunia kami untuk kami yang ia menjadi tempat hidup kami. Perbikilah akhirat kami yang menjadi tempat kembali kami. Jadikanlah kehidupan ini sebagai tambahan bagi kami dalam setiap kebaikan dan jadikan kematian kami sebagai kebebasan bagi kami dari segala kejahatan.

Ya Allah, anugerahkan kepada kami rasa takut kepada-Mu yang membatasi antara kami dengan perbuatan maksiat kepadamu dan berikan ketaatan kepada-Mu yang mengantarkan kami ke surga-Mu dan anugerahkan pula keyakinan yang akan menyebabkan ringan bagi kami segala musibah di dunia ini. Ya Allah, anugerahkan kepada kami kenikmatan melalui pendengaran, penglihatan dan kekuatan selamakami masih hidup dan jadikanlah ia warisan bagi kami. Dan jangan Engkau jadikan musibah atas kami dalam urusan agama kami dan janganlah Engkau jadikan dunia ini cita-cita kami terbesar dan puncak dari ilmu kami dan jangan jadikan berkuasa atas kami orang-orang yang tidak mengasihi kami.

Ya Allah, ampunilah dosa kaum muslimin dan muslimat, mu’minin dan mu’minat, baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal dunia. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar, Dekat dan Mengabulkan do’a.

Ya Allah, anugerahkanlah kepada kami kehidupan yang baik di dunia, kehidupan yang baik di akhirat dan hindarkanlah kami dari azab neraka. (Drs. H. Ahmad Yani/Ketua Lembaga Pengkajian & Pengembangan Dakwah (LPPD) Khairu Ummah, Jakarta)

No comments: