Saturday, October 21, 2006

Bambang: Nurnberg menjadilah kota emas

(posted in liputan khusus)


Assalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh
Minggu terakhir di bulan Ramadhan. Tak terasa, sebentar lagi kita mau tidak mau akan berpamitan dengan Ramadhan. Terasa belumlah cukup bagi kita tuk mereguk tetesan-tetesan embun Ramadhan, masih dahaga dan ingin kembali bertemu Ramadhan tahun mendatang. Ya Alloh, ya Rabb, ya Rahmaan...sampaikanlah umur kami tuk bertemu dengan Ramadhan kembali.

Acara buka puasa bersama di Nuremberg minggu ini kali ini di awali dengan acara buka puasa PIPPKS(Pusat Informasi dan Pelayanan Partai Keadilan Sejahtera) Region II, Bayern. Sesuai dengan susunan acara yang disampaikan oleh moderator acara, pak Toto, acara di awali dengan pembacaan beberapa ayat Al Qur an yang dilakukan oleh Dedy dari Coburg, kemudian dilanjutkan oleh penyampaian kata sambutan dari ketua PPIPKS Bayern, pak Bambang yang berhalangan hadir, diwakilkan pembacaannya kepada pak Wiwiet. Dalam sambutannya, pak Bambang, selaku ketua PPIPKS mengharapkan peningkatan kegiatan-kegiatan keagamaan dan sosial di kota Nuremberg baca sekaligus memperkenalkan apa itu PIPPKS dan PKS itu sendiri.

Juga dijelaskan tentang PKS itu sendiri dan hal pembagian kategori kota yaitu emas, perak, dan perunggu. Pembagian kategori kota ini berdasarkan kepada keaktifan pengajian kota tersebut ataupun para anggotanya dalam keterlibatan dengan penyelenggaraan kegiatan-kegiatan keagamaan ataupun kegiatan-kegiatan sosial. Kota Nuremberg saat ini masih dalam kategori perunggu. Oleh karena itu, pak Bambang mengharapkan lebih meningkatnya kegiatan di kota Nuremberg supaya bisa menyusul kota-kota yang lain.

Setelah pembacaan sambutan tersebut, di lanjutkan dengan selingan hiburan nasyid dari grup nasyid Nuremberg*(gabungan Nuremberg dan Hannover) dengan nasyid berjudul Keimanan yang diselingi dengan pembacaan puisi berjudul Jalanan Keimanan. Grup nasyid yang muncul secara dadakan atas prakarsa pak Maemun Fauzi(Mr. M). Jadi latihannya pun sambil menggoreng bakwan untuk acara buka puasa. Jadi, harap maklum yah kalau bakwannya ada yang sedikit gosong. Sesudah penampilan tim nasyid Nuremberg, giliran grup nasyid dadakan dari Muenchen** yang membawakan nasyid dari Opick berjudul Astaghfirulloh secara acapella. Menyentuh syair nasyid yang dibawakan oleh grup ini dan mengingatkan kita yang hadir akan taubat sebelum ajal menjemput.

Meningkat ke acara inti, yaitu penyampaian tausyiah oleh ustadz Maemun. Berikut tausyiah yang diberikan oleh Mr. M yang masih saya ingat:

Assalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh,

Saudara-saudaraku sekalian, dalam suatu hadist, Rasulullah saw. pernah mengisahkan kepada kita akan suatu kejadian di hari akhir. Begini kisahnya:

Di peradilan Alloh, datanglah seorang hartawan. Ia kemudian ditanya sama Alloh, dipergunakan untuk apa karunia harta yang diberikannya. Seorang itu menjawab hartanya dipergunakan di jalan Alloh swt dengan niatan untuk Alloh swt. semata. Alloh swt. menjawab," Bohong!. Kamu tidak berniat mempergunakannya untuk-Ku melainkan agar dipandang oleh orang lain bahwa kamu itu dermawan."

Sesudah hartawan tersebut, datanglah menghadap seorang ahli agama yang rajin membaca Al Qur an. Alloh swt. bertanya dengan niatan apa ia melakukan itu. Ahli agama ini menjawab dengan niatan hanya kepada-Mu dan untuk berdzikir kepada-Mu. Alloh swt pun menjawab," Bohong!. Kamu melakukannya hanya karena ingin di anggap oleh manusia yang lain sebagai orang yang rajin beribadah dan Qori'".

Sesudah itu, didatangkanlah seorang yang berilmu yang ilmunya, dia tebarkan dimana-mana. Allah SWT bertanya kepada sang ilmuan, apa yang kau lakukan dengan ilmu pemberianku. Orang itu menjawab, Demi Allah, ilmuku yang Kau berikan padaku, aku gunakan sebarkan kepada khalayak ramai dan itu demi untuk keagunganMu semata. „Bohong! Kamu melakukannya hanya karena ingin dikatakan cerdik cendikia (pandai), bukan karenaku“

Selanjutnya Allah berfirman,“ Hari ini, tiada amalan apapun didunia yang aku terima, selain amalan karenaku“

Saudara-saudaraku sekalian. Dari hadist tersebut di atas, kita di ajak untuk lebih meningkatkan keikhlasan kita hanya untuk-Nya dalam melaksanakan amal-amal kebaikan. Tingkat keikhlasan itulah yang harus dipompa terus menerus karena ia tonggak meningkatkan keimanan. Bulan Ramadhan ini adalah bulan yang baik untuk kita meningkatkan keimanan kita dan berusaha mempertahankannya. Bukan berarti sesudah Ramadhan berlalu, kita kembali tidak mampu menjaga kualitas ibadah dan keimanan kita sehingga kembali mengukir dosa-dosa pada diri kita. Merasa merdeka setelah Ramadhan meninggalkan kita.

Jangan begitu. Sebaiknya sesudah Ramadhan ini, kita semakin baik dalam memperbaiki diri dan melakukan perubahan pada diri menuju arah kebaikan. Jika sebelum Ramadhan, kita sangatlah jarang membaca Al Qur an, maka sesudah Ramadhan, sesudah merasakan nikmatnya membaca Al Qur an, diusahakan untuk lebih rajin membaca Al Qur an walau sehari hanya satu lembar atau bahkan hanya dua ayat pun. Kalau sebelum Ramadhan kita jarang sekali menginjakkan kaki kita dan sholat berjamaan di mesjid, maka usahakanlah sesudah Ramadhan, setelah merasakan nikmatnya suasana sholat berjamaah, kita usahakan untuk meluangkan diri tuk sholat berjamaah di mesjid, menyemarakkan mesjid dan membiasakan diri kita dekat dengan mesjid.

Saudara-saudaraku sekalian...Beberapa cara untuk meningkatkan dan menjaga 'ruh' keimanan kita adalah sebagai berikut:

Yang pertama adalah muqorobatullah (berusaha mendekatkan diri kepada Alloh swt).. Dalam suatu hadist, kurang lebih dikatakan, " Barangsiapa dari hamba Alloh swt yang datang mendekat kepada Alloh swt. sehasta maka Dia akan mendekat padanya sehasta. dengan cara berjalan, Alloh akan mendekatinya dengan berlari...". Latihlah hati kita ini untuk lebih mendekat kepada Alloh swt, asahlah pikiran kita ini untuk mengingat Alloh swt. dan mudahkan serta ringankanlah mulut kita ini untuk berdzikir, dzikrulloh, jika kita mengaku cintanya padanya. Bukankah orang yang cinta akan selalu menyebut kekasihnya?

Tingkatkan pula ibadah amal sholat kita, bila dulu hanya lengkap fardunya saja, maka selepas ramadhan sesekali melakukan yang sunnahnya. Untuk baca Al quran bagi mereka yang dulu selalu lepas untuk mengenalinya maka dengan ramadhan ini, menjadikan ia lebih dekat lagi, misalnya jadi terbiasa membaca walau sehari hanya dua sampai tiga ayat. Puasa pun demikian, bila diramadhan lengkap selama hampir sebulan penuh kita berpuasa, maka selepas ramadhan, sesekali lah kita berpuasa sunnah misalnya shaum syawal selama enam hari. Demkian, pendek kata semakin hari makin berusaha mendekat pada Allah, agar tegar disaat yang lain bergetar, aagar kokoh saat yang lain runtuh, dan agar tetap disaat yang lain disantap, demikian kata sebuah syair arab.

Yang kedua adalah mu'ahadah (janji). Kita berjanji pada diri kita untuk melakukan perbaikan diri secara kontinyu, berkesinambungan dan bukan hanya dalam momen Ramadhan saja, melainkan sesudahnya pun masih terus dilakukan.

Yang ketiga mu'aqobah (memberi denda) pada diri. Setelah berusaha melaksanakan janji untuk perbaikan diri itu dengan kita pun harus tegas akan segala konsekuensinya dan dengan keistiqomahan tetap di jalan Alloh swt. Jika misalnya kita menginginkan baca al quran sehari lima ayat lantas karena sibuk, kemudian kita terlupa, maka gantilah dengan sholat sunnah, atau kalau kita sedang malas, gantilah dengan shodaqoh. Bila kita sedang tidak ada uang, gantilah dengan silaturrahim, atau jikapun ini susah, menggantinya dihari berikut, dengan membaca alquran lebih banyak dari biasanya.

Begitulah yang dilakukan shahabat nabi, kita ingat bagaimana Umar r.a., pernah ia sempat terlupa akan jamaah dzuhur, ketika ia asyik ditengah dikebunnya, kemudian setelah tersadar, buru-buru ia mendatangi masjid rasul, dan didapatinya jamaah sholat dzuhur telah lewat, maka ia pun menggantinya dengan meninfakkan kebun itu dijalan Allah. Subhnallah, inilah sejatinya makna muaqobah.

Dan yang keempat adalah mujahadah (bersungguh-sungguh melakukannya). Barangsiapa yang bersungguh-sungguh melakukan sesuatu, ia akan peroleh hasil dari kesungguhannya. Misalnya seseorang yang dengan kesungguhan berusaha mengubah nasibnya, insyaAlloh akan Alloh beri buah dari kesungguhannya. Demikian pula jika kita bersungguh-sungguh secara kontinyu untuk memperbaiki diri kita ke arah yang lebih baik, insyaAlloh kita akan peroleh pula buah kesungguhan kita dari Alloh swt.

Selanjutnya kita mengontol diri (muhasabah) atas apanya kita lakukan. Kontrol terbaik adalah jika dilakukan sesering mungkin. Seperti halnya produk, akan menjadi lebih optimal mutunya ia perlu dikontrol dalam setiap proses, jika itu dilakukan niscaya kualitas produk menjadi lebih unggul, demikianlah halnya kita, perlu selalu mengontrol diri menuju hari-hari yang semakin meningkat keimanannya.

Demikianlah tausyiah yang di sampaikan oleh ustadz Maemun. Kemudian acara selanjutnya adalah acara doorprize yang di pimpin oleh pak Wiwiet dan pak Syukri. Beberapa pertanyaan seputar keislaman, sejarah Islam di Indonesia dan hal mengenai PKS di lontarkan di forum tersebut dan sesiapa yang bisa menjawab pertanyaan tersebut, akan mendapat hadiah doorprize.

Setelah selesai acara doorprize, pukul 21:05, rombongan dari Muenchen pamit diri karena akan kembali ke Muenchen. Kemudian, acara dilanjutkan dengan sholat Isya dan tarawih. Setelah selesai sholat, dilanjutkan dengan acara bincang-bincang sambil menikmati hidangan dessert yang di sediakan oleh panitia.

Demikianlah acara Buka Puasa Bareng(BukBar) PIPPKS di Nuremberg. Semoga semangat Ramadhan terus menyala-nyala dalam diri kita tuk menuju ke arah perbaikan diri, lalu masyarakat, pemerintah dan sampailah kepada bangsa dan negara Indonesia sehingga tercapailah apa yang di sebut negara makmur sejahtera yang di rahmati Alloh swt.. Aamiien.

Yang benar datangnya dari Alloh swt...

Astaghfirullohal adziim...

wallohu alam bisshowab

wassalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh

NBG, 20.10.2006

* personel: Usman, Andika, Ustadz Maemun Fauzi (Mr. M) dan saya.
** personel: Syukri, Wiwit, dan Aulia

nb. liputan khusus, ditulis oleh Budi Sudarsono

No comments: